Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Begitu dilantik, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin langsung menggagas tiga program yang diberi nama Quick Wins. ”Quick Wins ini mencakup tiga fokus utama: screening kesehatan gratis bagi 280 juta masyarakat Indonesia, percepatan penanganan tuberkulosis serta pembangunan rumah sakit di kabupaten, kota tertinggal dan terpencil,” katanya. Dia berharap pada Januari 2025 program ini sudah berjalan.
Terutama, memperbaiki dan meningkatkan kualitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). RSUD Reda Bolo di Sumba Barat Daya misalnya. RSUD ini sebelumnya tipe D dan kini ditingkatkan menjadi tipe C. RS Tipe C diwajibkan memiliki dokter spesialis dasar, seperti spesialis penyakit dalam, bedah, kebidanan, dan anak. Kehadiran tenaga spesialis ini memungkinkan penanganan kasus medis yang lebih kompleks, tanpa perlu merujuk pasien ke rumah sakit dengan tingkat pelayanan lebih tinggi.
Total, sebanyak 32 RSUD akan ditingkatkan pada tahun ini, sementara 34 lainnya pada 2026.
Selain infrastruktur, Kemenkes juga fokus pada ketersediaan sumber daya manusia. Program beasiswa dan fellowship disiapkan untuk mencetak dokter spesialis lokal yang akan mengabdi di daerah asalnya. ”Kami membuka beasiswa afirmasi bagi dokter muda agar dapat mendukung kebutuhan rumah sakit di daerah terpencil,” kata Budi.
Pada Rabu (22/1) Kemenkes melalui Direktorat Jenderal Penanggulangan Penyakit, meluncurkan Buku Panduan dan Lembar Balik Tuberkulosis (TB). Panduan ini yang dirancang untuk memperkuat kapasitas tenaga kesehatan dan kader dalam mendukung eliminasi TB di Indonesia pada 2030.
Budi menjelaskan, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam penanganan TB. Penyakit ini menjadi penyebab 136.000 kematian per tahun atau setara dengan dua kematian setiap lima menit. Untuk itu, perlu upaya deteksi dini dan pengobatan menyeluruh untuk mengatasi tantangan tersebut. ”Percepatan penanganan kasus TB ditargetkan harus menemukan 1 juta kasus TB tahun ini dari estimasi WHO sebanyak 1,08 juta kasus,” ucapnya.
Tidak hanya deteksi, Kemenkes juga memastikan minimal 90 persen pasien memulai dan menyelesaikan pengobatan. ”Kami telah memperbaiki rezim pengobatan agar lebih singkat dan efektif, baik untuk pasien TBC sensitif obat maupun resisten obat,” katanya.
Dia juga menyampaikan, program skrining kesehatan gratis untuk memastikan akses pemeriksaan kesehatan gratis seluruh masyarakat Indonesia. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO