Buka konten ini
SEKUPANG (BP) – Pasar Rak-yat Wan Sri Beni, yang dibangun Kementerian Perdagangan RI pada 2019 di Marina, Kelurahan Tanjungriau, Kecamatan Sekupang, Batam, hingga kini belum juga beroperasi.
Enam tahun berlalu, pasar ini terbengkalai dengan kondisi yang memprihatinkan. Gedung pasar yang cukup luas, lengkap dengan lapak jualan dan kios, kini tidak terawat, dipenuhi semak belukar, dan terlihat seperti pasar hantu—sepi dan tak berpenghuni.
Lokasi pasar yang dekat dengan permukiman di Marina seharusnya menjadi keuntungan. Namun, masalah utama terletak pada aksesibilitas. Jalan menuju pasar belum tersedia dan hanya berupa tanah kosong yang dipenuhi semak. Bahkan, simpang menuju lokasi terlihat semrawut karena dipenuhi tumpukan sampan. Hal ini membuat warga sekitar pesimis pasar tersebut akan berfungsi tanpa adanya perbaikan yang signifikan.
Hadi, salah satu warga setempat, mengungkapkan rasa kecewanya terhadap Pemerintah Kota Batam. Menurutnya, Pemko Batam seharusnya memanfaatkan pasar yang telah menghabiskan anggaran miliaran rupiah ini. Hadi juga menyoroti bahwa wilayah Marina dan Batuaji hingga saat ini belum memiliki pasar yang dikelola langsung oleh pemerintah, seperti pasar induk atau pasar TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah).
“Masyarakat sebenarnya ingin pasar ini dioperasikan. Tapi kalau begini terus, buat apa dibangun?” keluh Hadi.
Rencana untuk mengaktifkan pasar ini sebenarnya sudah ada. Pemko Batam melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) sempat menyatakan bahwa pasar ini akan dioperasikan pada akhir 2024. Namun, hingga awal 2025, rencana tersebut belum juga terealisasi.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam, Gustian Riau, menyatakan bahwa pihaknya akan segera memperbaiki fasilitas di pasar tersebut. Disperindag berencana menggandeng pihak swasta serta pedagang sekitar untuk memanfaatkan lapak-lapak yang tersedia. Gustian optimistis pasar Wan Sri Beni dapat segera dihidupkan.
“Kami juga akan mengakomodasi pedagang pasar liar yang ada di Marina agar menempati pasar ini. Langkah ini diharapkan bisa mengatasi masalah pasar liar sekaligus meramaikan pasar,” ujar Gustian.
Namun, Gustian mengingatkan bahwa pengelolaan pasar harus dipersiapkan dengan matang agar tidak mengulang kegagalan seperti Pasar TPID II di Dreamland, yang akhirnya sepi karena minim pengunjung.
Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat diharapkan dapat menjadi solusi menghidupkan pasar itu dan bermanfaat bagi warga Marina dan sekitarnya. (*)
Reporter : Eusebius Sara
Editor : RATNA IRTATIK