Buka konten ini
BATAM (BP) – Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), Tommy Steven Sinambela, menyampaikan bahwa hingga Rabu (22/1), sebanyak 35 ekor buaya berhasil dikembalikan ke lokasi penangkaran PT PJK. Pencarian terus dilakukan secara intensif, kini memasuki tahap penyisiran di ring kedua, meliputi pulau-pulau sekitar hingga wilayah perairan Galang.
”Penyisiran di ring satu, yang meliputi area sekitar lokasi penangkaran, sudah selesai dilakukan. Pencarian kini difokuskan di wilayah yang lebih luas untuk memastikan semua buaya yang lepas dapat ditemukan,” ujar Tommy. Ia menambahkan, pihaknya akan terus melakukan upaya pencarian hingga seluruh buaya yang lepas berhasil diamankan.
Seperti diberitakan sebelumnya, insiden lepasnya buaya dari penangkaran terjadi setelah kandang buaya di PT PJK, Pulau Bulan, jebol akibat hujan deras yang melanda pada Senin (13/1).
Berdasarkan hasil investigasi awal yang dilakukan oleh Polsek Bulang, kerusakan ditemukan pada pintu keluar masuk air di kandang penangkaran. Hal ini menjadi penyebab utama lepasnya buaya-buaya tersebut ke perairan sekitar.
Kapolsek Bulang, Iptu Adyanto Syofyan, juga menegaskan bahwa pencarian terus berlangsung.
”Kami mengimbau masya-rakat untuk tetap waspada dengan keberadaan buaya ini. Kami bekerja sama dengan BBKSDA untuk menangkap semua buaya yang lepas demi keamanan masyarakat,” ujar Adyanto.
Sementara itu, pihak BBKSDA menyatakan bahwa upaya mereka saat ini sepenuhnya difokuskan pada pencarian buaya. Mengenai tindakan lebih lanjut terhadap PT PJK sebagai pengelola penangkaran, Tommy mengatakan bah-wa keputusan tersebut masih menunggu arahan dari pihak pusat. Ini menunjukkan bahwa tanggung jawab perusahaan terhadap insiden ini akan ditindaklanjuti sesuai aturan yang berlaku.
Masyarakat Pulau Bulan yang terdampak insiden ini merasa cemas dan berharap masalah ini dapat segera diselesaikan. Sumardi, salah satu warga Pulau Bulan, menyatakan bahwa keberadaan buaya yang lepas menjadi ancaman serius bagi aktivitas mereka sehari-hari.
”Kami jadi takut untuk bekerja di laut atau bepergian ke pulau lain. Situasi ini benar-benar mengganggu kenyamanan dan keamanan kami,” keluhnya.
Pihak BBKSDA juga telah mengerahkan tim gabungan yang terdiri atas personel BBKSDA, polisi, dan relawan untuk mempercepat proses pencarian. Hingga kini, tim gabungan telah berhasil menangkap puluhan buaya, namun jumlah yang lepas diperkirakan masih lebih banyak.
Insiden ini kembali menyoroti pentingnya pengawasan terhadap penangkaran satwa liar, terutama yang memiliki risiko tinggi seperti buaya. Kandang rusak akibat faktor cuaca ekstrem menjadi pelajaran bagi pengelola untuk meningkatkan standar keamanan fasilitas penangkaran.
Selain itu, BBKSDA juga mengingatkan masyarakat untuk segera melaporkan jika melihat keberadaan buaya di sekitar perairan.
”Kami mengapresiasi peran aktif masyarakat dalam memberikan informasi. Dukungan ini sangat membantu tim kami di lapangan,” kata Tommy.
Hingga berita ini diturunkan, pencarian terus dilakukan dengan intensitas tinggi. Pihak berwenang berharap insiden ini dapat segera diatasi agar masyarakat dapat kembali beraktivitas tanpa rasa takut.
Di lain pihak, Kepala BP Batam sekaligus Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, mengonfirmasi bahwa jumlah buaya yang berhasil diamankan terus bertambah.
”Alhamdulillah, operasi gabungan dari Tim Terpadu dan masyarakat masih berlangsung. Jumlah buaya yang lepas dan berhasil ditangkap pun juga terus bertambah,” ujar Rudi, beberapa hari lalu.
Puluhan buaya yang telah ditangkap langsung dievakuasi ke Pulau Bulan, yang merupakan tempat penangkarannya. Ia meminta masya-rakat Batam untuk tetap tenang karena tim di lapangan terus bekerja secara maksimal untuk memastikan keamanan wilayah.
Di sisi lain, Rudi juga menegaskan bahwa PT Perkasa Jagat Karunia (PJK), yang mengelola penangkaran bua-ya, harus segera mengambil langkah perbaikan terhadap fasilitas mereka serta melakukan evaluasi menyeluruh atas insiden ini.
”Saya meminta pihak PT PJK untuk segera memperbaiki penangkaran dan mengevaluasi peristiwa ini. Kekhawatiran masyarakat bisa berdampak besar terhadap sektor pariwisata maupun investasi,” katanya. (*)
Reporter : Eusebius Sara, Arjuna
Editor : RYAN AGUNG