Buka konten ini
KABUPATEN PEKALONGAN (BP) – Semula, sebagian warga Desa Kasimpar, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng), menjadikan rumah Sekretaris Desa (Sekdes) Sularso sebagai tempat berteduh dan berlindung sementara. Sebab, desa mereka yang masuk wilayah Kecamatan Petungkriyono dihembalang tanah longsor.
Tapi, nahas, ternyata rumah Sekdes juga tak luput dari terjangan longsor yang terjadi pada Senin (20/1) setelah berjam-jam desa tersebut diguyur hujan deras. Sekdes dan keluarga beserta para warga yang berteduh di sana pun ikut terkubur.
Mengutip data di Posko Induk Puskesmas Petungkriyono, Jawa Pos Radar Semarang (grup Batam Pos) melaporkan, sampai pukul 15.50 WIB, Selasa (21/1), 17 orang dinyatakan meninggal, 9 warga dilaporkan hilang, dan 10 lainnya luka-luka.
Camat Petungkriyono Hadi Surono mengatakan, ada sebuah kafe di Desa Kasimpar yang juga turut terdampak longsor. Diperkirakan, dari total korban tewas, ada beberapa yang merupakan pengun-jung kafe tersebut.
”Ada pula yang mungkin tidak sengaja melintas di jalan, kemudian terhambat longsor, turut jadi korban,” ucapnya.
Dari Jakarta, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan, upaya evakuasi terus dilakukan petugas gabungan BPBD, SAR, dan lembaga lain. ”Jumlah korban meninggal dan hilang masih bisa berubah karena data terus diperbarui. Selain longsor, juga terjadi banjir bandang yang menerjang wilayah tersebut,” jelasnya.
Longsor juga terjadi di banyak desa di Petungkriyono, tapi semua korban meninggal sampai pukul 15.50 tercatat terjadi di Kasimpar. Asal korban memang tak cuma dari Kasimpar, tapi juga beberapa desa lain yang merupakan pengunjung dan pegawai kafe.
Prioritaskan Evakuasi
Hadi mengatakan, dampak lain akibat longsor belum tertangani. Sebab, yang diprioritaskan pencarian orang hilang dan evakuasi korban tewas yang ditemukan terlebih dahulu.
Data dari BPBD Jateng, 15 daerah tersebut dilanda banjir, tanah longsor, hingga cuaca ekstrem. Kabupaten Tegal, Kota Tegal, Kabupaten Brebes, Kabupaten Pemalang, Kota Semarang, Kabupaten Kendal, dan Kota Surakarta mayoritas terkena banjir bandang. Begitu pula Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Batang, Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan, serta Kabupaten Sragen.
Sementara itu, Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Pekalongan mengalami tanah longsor. Adapun Kabupaten Jepara dilanda cuaca ekstrem yang menyebabkan kerugian sekitar Rp27,5 juta.
Akibat berbagai bencana itu, 1.366 rumah terendam, 26 rumah rusak dengan kategori ringan hingga berat, dan 10 hektare lahan terdampak. Sebanyak 25 fasilitas umum juga mengalami kerusakan.
Kepala BPBD Jateng Bergas Catursasi Penanggungan mengatakan, selain evakuasi, pihaknya menyediakan tempat pengungsian. Saat ini Bergas menyebut BPBD Jateng fokus menangani warga yang terdampak bencana untuk mengatasi potensi susulan. Sehingga dapat meminimalkan korban jiwa.
”Bantuan logistik sudah disalurkan. Saat ini pasokan makanan mengandalkan gudang bahan pangan di masing-masing kabupaten dan kota terdampak,” katanya.
Memutar Lewat Banjarnegara
Sementara itu, proses pencarian korban hilang dan evakuasi korban tewas terkendala akses menuju lokasi bencana. Terputusnya akses ke Petungkriyono dari arah Kecamatan Doro membuat relawan dan tim SAR harus memutar lewat Kabupaten Banjarnegara.
Putusnya akses itu disebabkan jembatan penghubung dua kecamatan tersebut hilang tersapu air bah dan longsor. Relawan yang kini tengah berjibaku di lokasi, termasuk TNI dan Polri, harus menempuh perjalanan via Kalibening, Banjarnegara.
”Iya, kami pun ke sana lewat Banjarnegara,” kata Kapolres Pekalongan AKBP Doni Prakoso.
Di lokasi, mobilitas dan kerja-kerja relawan serta tim SAR juga terkendala medan yang ekstrem dan sulit. Long-soran-longsoran yang menutup badan jalan membuat mobil-mobil ambulans tak bisa menembus ke lokasi bencana. Itu membuat proses evakuasi korban tewas ke ambulans harus menggunakan tandu dengan jarak yang lumayan jauh.
Situasi tersebut diperparah dengan kabut dan hujan yang hingga kemarin siang masih mengguyur Petungkriyono. Penanganan bencana longsor di Petungkriyono ini tidak hanya melibatkan tim SAR dari Kabupaten Pekalongan. Basarnas Semarang, Basarnas Wonosobo, hingga BPBD Provinsi Jawa Tengah juga ikut turun ke lokasi. (***)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO