Buka konten ini
SEKUPANG (BP) – Permintaan pembuatan kartu kuning (AK-1) di Kantor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam pada awal tahun 2025 tercatat masih rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya banyaknya pencari kerja (pencaker) yang datang ke Batam setelah libur Natal dan Tahun Baru dan sudah memiliki kartu kuning dari daerah asal mereka.
Selain itu, sebagian pencaker memilih untuk langsung me-ngurus surat pindah domisili ke Batam, yang mengharuskan mereka untuk mengurus kartu kuning di kantor kecamatan sesuai dengan tempat tinggalnya.
”Awal tahun ini masih sepi yang mengurus kartu kuning,” ujar Kepala Disnaker Kota Batam, Rudi Sakyakirti, belum lama ini.
Selain itu, rendahnya permintaan pembuatan AK-1 juga dipengaruhi oleh sedikitnya informasi lowongan pekerjaan dari perusahaan-perusahaan di Batam.
”Kondisi ini memang sering terjadi di awal tahun, terutama setelah libur panjang. Banyak perusahaan yang masih mengevaluasi kebutuhan tenaga kerja mereka. Proses rekrutmen baru biasanya mulai menggeliat pada bulan Februari hingga Maret,” jelas Rudi.
Pada tahun 2024, Disnaker Batam mencatatkan sebanyak 23.551 pencaker di Kota Batam. Dari jumlah tersebut, mayoritas merupakan warga dengan KTP Batam, yakni sebanyak 20.557 orang, yang mengurus kartu kuning di kantor kecamatan. Sementara itu, 2.994 pencaker dengan KTP luar Batam mengu-rus kartu kuning di Kantor Disnaker Batam.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam mencatatkan penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada 2024, yang mencapai 7,68 persen, turun dibandingkan dengan 8,14 persen pada 2023.
Kepala BPS Kota Batam, Eko Aprianto, mengungkapkan bah-wa pada 2024, penduduk usia kerja di Batam mencapai 940.720 orang, dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 69,83 persen atau sebanyak 656.920 orang. Dari jumlah tersebut, 606.490 orang bekerja, sementara 50.430 orang menganggur.
”Angka 7,68 persen ini menunjukkan bahwa dari setiap 100 orang angkatan kerja, ada sekitar 7 hingga 8 orang yang menganggur. Angka ini menunjukkan penurunan 0,46 persen dibandingkan dengan tahun 2023,” kata Eko. (*)
Reporter : Rengga Yuliandra
Editor : RATNA IRTATIK