Buka konten ini
TANJUNGPINANG (BP) – Agung Haryadi, pria asal Kota Tanjungpinang, masih terjebak di Negara Kamboja. Untuk pulang ke tanah air, ia harus menggunakan biaya sendiri, tanpa ada bantuan dari Pemerintah Indonesia.
Kondisi ini membuat keluarga pria berusia 25 tahun tersebut keberatan. Sebab nilai biaya untuk memulangkan Agung dinilai cukup besar, ditambah lagi ekonomi lemah yang dialami keluarganya.
Biaya untuk memulangkan Agung ke Tanjungpinang diperkirakan mencapai Rp3,7 juta. Ibu kandungnya, Desi, sejauh ini hanya mampu me-ngumpulkan Rp1,6 juta, dengan harapan dapat melihat anaknya kembali ke rumah.
”Saya saja sampai minjam. Sekarang masih kurang Rp2,1 juta lagi. Saya kewalahan mencarinya,” kata Desi di kediamannya, Minggu (19/1).
Desi pun berharap, pihak terkait seperti pemerintah, maupun siapa pun itu dapat membantu memenuhi biaya untuk memulangkan anaknya ke Tanjungpinang.
Ia pun tidak tega mendengar anaknya yang luntang-lantung di negara berjuluk angkor wat tersebut. ”Saya mohon bantuan dari pemerintah atau siapa saja yang peduli, agar anak saya bisa segera pulang ke Indonesia,” tambahnya.
Ia menerangkan, saat ini anak sulungnya itu tengah berada di kantor Imigrasi Kamboja dan siap diterbangkan ke Jakarta, jika sewaktu-waktu sudah memiliki biaya. Sebagai orangtua, Desi membantah kabar bahwa anaknya itu menolak untuk dipulangkan.
Ia pun kerap berkomunikasi dengan Agung. Bahkan, kata Desi, anaknya mengaku dijemput kepolisian Kamboja atas koordinasi KBRI, untuk dibawa ke kantor Imigrasi.
Diketahui, Agung Haryadi yang merupakan warga Kelurahan Kampung Bugis itu sempat mengaku ditipu, sebelum dibawa ke Kamboja. Awalnya, ia dijanjikan untuk menjadi PMI ilegal di Malaysia, sebelum terjebak di Kamboja. (*)
Reporter : MOHAMAD ISMAIL
Editor : Iman Wachyudi