Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Sepanjang tahun lalu, neraca perdagangan Indonesia mencetak surplus USD 31,04 miliar. Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, jumlah tersebut turun jika dibandingkan sepanjang 2023 yang tercatat USD 36,89 miliar.
“Surplus itu lebih rendah USD 5,84 miliar dibandingkan tahun 2023,” ujar Amalia di Jakarta, Rabu (15/1).
Amalia menjelaskan, neraca perdagangan RI telah mencetak surplus lima tahun terakhir. Puncaknya terjadi pada 2022 yang mencapai USD 54,24 miliar. “Untuk 2024, surplus terbesar disumbang komoditas bahan bakar mineral dengan nilai USD 35,27 miliar. Lalu, komoditas lemak dan minyak hewan nabati de-ngan sumbangan USD 26,45 miliar serta besi dan baja yang kontribusinya USD 15,14 miliar,” paparnya.
Amalia memerinci, tiga negara penyumbang surplus terbesar tahun lalu adalah Amerika Serikat (AS), India, dan Filipina. Sementara itu, tiga negara penyumbang defisit terdalam adalah Tiongkok, Australia, dan Thailand.
Dilihat dari komoditasnya, surplus terbesar dengan AS adalah komoditas mesin dan perlengkapan elektrik, pakaian dan aksesori rajutan, serta alas kaki. Dengan India, kontribusinya adalah komoditas bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani/nabati, serta besi dan baja. Lalu, defisit dengan Filipina karena komoditas bahan bakar mineral, kendaraan dan bagiannya, serta berbagai makanan olahan.
Amalia melanjutkan, defisit terbesar dengan Tiongkok karena komoditas mesin dan peralatan mekanik, mesin dan perlengkapan elektrik, serta kendaraan dan bagiannya. Australia karena komoditas bahan bakar mineral, logam mulia dan perhiasan, serta bijih logam, terak, dan abu. Terakhir, defisit dengan Thailand disebabkan komoditas plastik dan barang dari plastik, mesin dan peralatan mekanik, serta kendaraan dan bagiannya.
Untuk ekspor-impor Desember 2024, Amalia menyebutkan bahwa nilai ekspor RI mencapai USD 23,46 miliar. Jumlah itu turun secara bulanan sebesar 2,24 persen, tapi mengalami kenaikan secara tahunan sebesar 4,78 persen. “Dengan demikian, ekspor Indonesia sepanjang 2024 mencapai USD 264,70 miliar atau naik 2,29 persen dibandingkan 2023,” imbuh dia.
Nilai impor Desember 2024 mencapai USD 21,22 miliar. Jumlah itu naik sebesar 8,1 persen secara bulanan dan naik secara tahunan sebesar 11,07 persen. (***)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO