Buka konten ini
BINTAN (BP) – Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak hingga saat ini belum ditemukan di Bintan. Meski demikian, peternak diminta tetap waspada dan menjaga kesehatan hewan ternaknya mengingat secara nasional kasus PMK lagi merebak.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bintan, drh Iwan Berri Prima, menyampaikan, Bintan hingga saat ini masih nihil kasus PMK pada hewan ternak.
Meski begitu, kata pejabat Otoritas Veteriner Kabupaten Bintan, pada 2024 ditemukan 2 kasus suspek PMK pada 3 ekor sapi. Namun, masih kata dia, hasilnya negatif kasus PMK setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Meski demikian, lanjutnya, Kabupaten Bintan masih dinyatakan sebagai daerah terduga kasus PMK.
Pasalnya, daerah sekitar Kabupaten Bintan, yakni Kota Tanjungpinang dan Kota Batam dinyatakan sebagai daerah tertular PMK.
Hal ini berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 708 Tahun 2024 tentang Status Situasi Penyakit Hewan.
”Terduga itu adalah situasi di mana kasus penyakitnya nihil, namun daerah sekitarnya tertular,” jelas dia, Rabu (15/1).
Sementara itu, secara nasional, kasus PMK saat ini sedang merebak.
Berdasarkan data dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, kasus PMK hingga 12 Januari 2025 mencapai 16.475 kasus dilaporkan di 11 provinsi dan 34 kabupaten/kota di Indonesia, dengan 377 ekor diantaranya mengalami kematian.
Oleh karena itu, Berri meminta peternak, khususnya ternak sapi dan kambing untuk menjaga kesehatan ternaknya.
Dia menyarankan agar diberi makanan tambahan dan bila perlu diberikan pakan penguat daya tahan agar imun ternak meningkat seperti pemberian empon-empon seperti jahe, kunyit, kencur dan lain-lain.
Berri juga meminta peternak untuk segera melaporkan kepada dokter hewan atau tenaga kesehatan hewan yang ada di lapangan, apabila hewan ternaknya sakit.
”Musim hujan di Bintan juga dapat mempengaruhi kekebalan tubuh hewan ternak. Sebab itu, kalau hewan ternaknya sakit, segera laporkan,” ujarnya. (*)
Reporter : Slamet Nofasusanto
Editor : Iman Wachyudi