Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama mengundang Presiden Prabowo Subianto untuk membuka kongres ke-18 pada 11–16 Februari 2025 di Jawa Timur. Hal itu disampaikan dalam audiensi di Istana Kepresidenan Jakarta kemarin.
Ketua Umum PP Muslimat Khofifah Indar Parawansa mengatakan, dalam kongres ke-18, ada program yang akan diluncurkan. Antara lain, Mustika Mesem. Akronim dari Muslimat Cantik Mengentaskan Kemiskinan Ekstrem.
“Uji cobanya sudah dua tahun yang lalu di berbagai kabupaten/kota dan kita akan luncurkan sebagai program nasional,” ujarnya. Implementasinya, di setiap pengajian, misalnya, jemaah akan membawa minimal satu telur. Telur itu didistribusikan kepada penderita stunting.
Program lainnya adalah Mustika Darling. Akronim dari Muslimat Cantik Sadar Lingkungan. Praktiknya, pengajian-pengajian di lingkungan Muslimat bisa dijadikan referensi kebersihan. “Di setiap pengajian mereka sudah memilah sampah plastik, sampah kering, dan basah,” ungkapnya.
Dalam pertemuan dengan Prabowo, Muslimat juga menyampaikan dukungan terhadap program makan bergizi gratis (MBG). Hanya, Khofifah mengusulkan agar program itu bisa menyasar raudhatul athfal (RA). Baginya, pemberlakuan program di kalangan RA juga penting.
PP Aisyiyah Gelar Tanwir
Pimpinan Pusat Aisyiyah akan menggelar tanwir I pada hari ini (15/1) hingga Jumat (17/1) di Jakarta. Salah satu tema yang menjadi agenda pembahasan adalah kedaulatan pangan.
Ketua Umum PP Aisyiyah Salmah Orbayinah menga-takan, visi Indonesia Emas 2045 yang tertuang dalam rencana pembangunan akan dicapai antara lain melalui kedaulatan pangan. Perempuan, imbuh Salmah, memiliki peran penting dalam menggerakkan ketahanan dan kedaulatan pangan.
Dia menyambut baik rencana pemerintah menghentikan impor pangan dan menguatkan sektor pertanian dalam negeri. “Program makan bergizi yang saat ini menjadi program pemerintah diharapkan dapat dipenuhi dari sumber bahan pangan dalam negeri,” ujarnya dalam konferensi pers di kantor PP Muhammadiyah Jakarta kemarin.
Pada isu tersebut, dia juga mengingatkan agar pemerin-tah menaruh perhatian pada perempuan yang banyak berkontribusi di sektor pertanian, tetapi belum banyak mendapatkan pengakuan identitas. Akibatnya, mereka tidak mudah mengakses program pertanian maupun program peningkatan kapasitas.
Selain itu, dalam pembukaan Tanwir I Aisyiyah juga akan dilakukan penandatanganan MoU dengan Kapolri terkait perlindungan perempuan dan anak.
Salmah menyampaikan, kerja sama dengan kepolisian sangat penting agar perlindu-ngan terhadap perempuan dan anak dapat dilakukan dengan mengedepankan perspektif korban. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO