Buka konten ini
BULANG (BP) – Insiden lepasnya lima ekor bua-ya dari penangkaran milik PT Perkasa Jaga Karunia (PJK) di Pulau Bulan, Kelurahan Batu Legong, Kecamatan Bulang, pada Senin (13/1), memicu keresahan warga sekitar. Kerusakan pagar penangkaran akibat curah hujan tinggi yang meningkatkan debit air dan merusak jalur pintu keluar-masuk air di kandang menjadi penyebab utama.
Tim gabungan yang dipimpin oleh Polsek Bulang segera melakukan upaya pencarian dan penangkapan. Hingga Selasa malam, tiga dari lima buaya yang lepas berhasil diamankan kembali ke lokasi penangkaran.
“Tiga ekor sudah ditangkap tadi (kemarin) malam,” ujar Kapolsek Bulang, Iptu Adyanto Syofyan, Selasa (14/1).
Dua ekor buaya lainnya masih dalam proses pencarian dan diprediksi masih berada di sekitar area penangkaran. ”Namun demikian, kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, mengurangi aktivitas di laut kecuali jika benar-benar penting, dan melengkapi diri dengan alat pengamanan berlayar, terutama karena cuaca sedang tidak mendukung,” tambahnya.
Kekhawatiran warga sempat meningkat akibat beredarnya video yang menunjukkan seorang warga terluka akibat serangan buaya. Namun, Kapolsek Adyanto menegaskan bahwa video tersebut adalah peristiwa lama dan tidak terkait dengan insiden kali ini. ”Video itu kejadian di Pulau Temoyong, beberapa waktu lalu. Tidak ada korban akibat lepasnya buaya di penangkaran ini,” tegasnya.
PT PJK, sebagai pengelola penangkaran, menyampaikan bahwa saat ini ada sekitar 200 ekor buaya di lokasi tersebut. Hanya lima yang sempat lepas akibat kerusakan pagar. ”Sebagian besar buaya masih berada di kandang. Kerusakan terjadi di pintu keluar-masuk air, yang menjadi titik lemah akibat curah hujan tinggi,” ungkap Toni, perwakilan PT PJK.
Perusahaan telah mengambil langkah perbaikan sementara dengan menggunakan kawat untuk memperbaiki pagar yang rusak. ”Kami akan membangun pagar permanen setelah cuaca memungkinkan,” jelas Toni. Mereka juga berkomitmen untuk meningkatkan keamanan di area penangkaran untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Upaya pencarian dua buaya yang masih lepas terus dilakukan oleh tim gabungan. Selain itu, mereka juga memeriksa area sekitar untuk memastikan tidak ada buaya lain yang lolos dari penangkaran. Proses ini dilakukan dengan pengawasan ketat untuk melindungi warga setempat dari potensi bahaya.
Masyarakat diimbau untuk segera melaporkan kepada pihak berwenang jika melihat buaya di sekitar permukiman atau perairan. “Kami memohon kerja sama masyarakat untuk membantu kami menyelesaikan masalah ini dengan aman,” kata Kapolsek Adyanto.
Insiden ini menjadi pengingat pentingnya pengelolaan dan pengawasan yang ketat terhadap fasilitas penangkaran satwa liar, terutama di tengah kondisi cuaca ekstrem. PT PJK menyatakan akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan area penangkaran ke depannya.
Ketua DPRD Kepri Desak Penangkaran Buaya Perketat Keamanan
Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Iman Sutiawan, mengeluarkan imbauan penting bagi masyarakat, terutama nelayan dan pekerja pelabuhan, untuk meningkatkan kewaspadaan menyusul insiden lepasnya beberapa ekor buaya dari penangkaran milik PT Perkasa Jagat Karunia (PJK) di Pulau Bulan.
”Selalu waspada, karena buaya yang lepas ini tetap menjadi ancaman. Terutama bagi para nelayan sekitar, saya mohon selalu berhati-hati,” ujar Iman Sutiawan, Selasa (14/1).
Iman menekankan bahwa meskipun buaya tersebut berasal dari penangkaran, keberadaannya di alam bebas dapat membahayakan masyarakat.
Ia mendesak PT PJK untuk segera mengambil langkah cepat menangkap kembali buaya-buaya yang terlepas.
Pria kelahiran Pulau Kasu ini mengungkapkan kekhawatirannya atas keselamatan masyarakat, khususnya nelayan yang menggantungkan hidupnya dari perairan di sekitar Pulau Bulan.
”Buaya yang lapar atau merasa terancam bisa bertindak agresif. Ini menjadi ancaman serius bagi masyarakat,” ujarnya.
Iman juga meminta pihak perusahaan untuk meningkatkan keamanan dan memastikan penangkaran lebih aman di masa mendatang.
Ia menilai penguatan sistem pengamanan kandang buaya sangat penting, terutama mengingat kondisi cuaca ekstrem yang sering melanda wilayah Kepri belakangan ini.
”Keamanan penangkaran harus ditingkatkan agar kejadian seperti ini tidak terulang. Perusahaan harus bertanggung jawab penuh terhadap insiden ini,” tambahnya.
Meski PT PJK menyebut buaya yang lepas merupakan jenis buaya air tawar, Iman tetap menganggap keberadaan hewan buas tersebut di sekitar pemukiman dan perairan sebagai ancaman nyata.
”Jika kelaparan, buaya bisa menyerang siapa saja, terutama karena mereka terbiasa diberi makan secara teratur di penangkaran,” jelasnya.
Insiden ini menimbulkan keresahan di kalangan nelayan setempat. Mereka khawatir keselamatan mereka terancam saat mencari nafkah di laut.
Iman berharap pihak terkait segera mengambil tindakan konkret untuk mengembalikan buaya-buaya tersebut ke habitatnya di penangkaran, sehingga situasi kembali kondusif.
“Saya mengingatkan masyarakat agar selalu waspada dan segera melapor jika melihat tanda-tanda keberadaan buaya di sekitar perairan. Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama,” katanya. (*)
Reporter : EUSEBIUS SARA, AZIS MAULANA
Editor : RATNA IRTATIK