Buka konten ini
MOJOKERTO (BP) – Ledakan keras memorak-porandakan sepuluh rumah di Dusun/Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Senin (13/1) pagi. Saking dahsyatnya ledakan, suaranya terdengar hingga radius sekitar 3 kilometer.
Ledakan itu berasal dari rumah Aipda Maryudi, anggota Bhabinkamtibmas Polsek Dlanggu. Rumah Aipda Maryudi sen-diri hancur. Rata dengan tanah. Untung, saat kejadian, rumah berlantai dua itu kosong. “Saat kejadian, yang bersangkutan sedang berdinas, istrinya sudah berangkat kerja, dan anaknya ke sekolah,” ungkap Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto kepada Jawa Pos Radar Mojokerto (grup Batam Pos).
Namun, kondisi sebaliknya menimpa Luluk Sudarwati, 40, dan anaknya, Khaffa, 3. Mereka tinggal di sebelah timur rumah Aipda Maryudi. Saat ledakan terjadi, ibu dan balita itu sedang di dalam kamar. Kerasnya ledakan membuat rumah Luluk ambruk. Dia dan anaknya tertim-pa reruntuhan bangunan. Nyawa mereka tak terselamatkan meski sempat dilarikan ke RS Sidowaras Bangsal.
Akhmad Suwanto, 47, warga setempat, menceritakan detik-detik saat ledakan terjadi. Dia mengaku mendengar dua kali suara dentuman keras sekitar pukul 09.00. Beberapa detik kemudian, terlihat kepulan asap tebal dari atas rumah Aipda Maryudi. “Ledakan saja, nggak sampai kebakaran. Dua kali ledakan, yang pertama paling keras,” ujar Akhmad.
Dia menyebut, sumber ledakan berasal dari area belakang rumah Aipda Maryudi yang diduga area dapur dan gudang. Kuatnya daya ledak mengakibatkan sembilan rumah dalam radius 100 meter dari lokasi turut terdampak. “Rumah Pak Maryudi mungkin kerusakannya 95 persen. Padahal rumahnya tingkat,” ungkapnya.
Penyebab Ledakan
Polisi kini menyelidiki penyebab ledakan hebat itu. Aipda Maryudi juga telah diamankan Propam Polres Mojokerto untuk peme-riksaan lebih lanjut. Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto menerangkan, Aipda Maryudi diamankan setelah tim Inafis melakukan serangkaian olah tempat kejadian perkara (TKP). “Kita lakukan pendalaman. Kita lakukan pemeriksaan internal di propam dan penyelidikan di satreskrim,” terangnya.
Hasil olah TKP sementara, didapati ada tiga tabung elpiji 3 kilogram di dalam rumah polisi tersebut. Selain itu, ada sejumlah perangkat elektronik yang disebut-sebut mampu memicu ledakan hebat tersebut. “Terkait penyebab ledakan, kami mohon waktu untuk mendalami peristiwa ini. Yang pasti di dalam ada tabung elpiji 3 kg dan perangkat elektronik. Kebetulan yang bersangkutan ini hobi main elektro-nik,” beber Ihram. Namun, dia tidak menjelaskan lebih lanjut hobi tersebut.
Kemarin tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) Brimob dan Bidlabfor Polda Jatim turut dike-rahkan untuk melakukan sterili-sasi lokasi dan olah TKP lanjutan. Sekaligus menelisik penyebab ledakan tersebut. Petugas Brimob tampak menjaga ketat lokasi kejadian hingga radius 100 meter. “Sesuai SOP, untuk sterili-sasi lokasi, kita libatkan Brimob dan Bidlabfor Polda Jatim setelah kita lakukan olah TKP,” jelas Kapolres.
Guru Mengaji Itu Sempat Minta Tolong
Tiap hari, selepas asar sampai magrib, kediaman Qodi-Luluk Sudarwati itu tak pernah sepi. Sejumlah anak selalu datang ke sana untuk belajar mengaji kepada sang empu rumah.
“Bu Luluk ini orangnya baik, mengajar ngaji sudah dua tahun ini,” tutur Sonik, pemilik warung di depan rumah Luluk, kepada Jawa Pos Radar Mojokerto, Senin (13/11).
Tapi, Luluk tak akan bisa lagi mengajar. Kemarin (13/1), bersama sang putri yang berusia 3 tahun, Kaffa, dia menjadi korban meninggal insiden ledakan di Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Sumber ledakan berasal dari rumah Aipda Maryudi yang bersebelahan dengan rumahnya. Luluk tengah ngeloni (menemani tidur) Kaffa yang sedang demam saat insiden tersebut terjadi.
Menurut Sonik, Maryudi dan Qodi, suami Luluk, berkerabat. Istri Maryudi adalah saudara kandung Qodi.
Tak Ikut ke Sawah
Keluarga Luluk memiliki usaha penggilingan padi. Di hari nahas kemarin, Qodi tengah menyelip di sawah di Dusun Trenggunung, Desa Tambakagung, Kecamatan Puri. ”Sebenarnya tadi mau diajak ke sawah semua, tapi tidak mau karena (Kaffa) sedang sakit,” ujar Dimas, tetangga korban.
Qodi-Luluk dikaruniai satu anak lagi yang sudah duduk di bangku SMKN 1 Sooko, Kabupaten Mojokerto. Ketika kejadian sekitar pukul 09.00, si putri sudah berada di sekolah.
Luluk dan Kaffa, kata Dimas, tertimbun reruntuhan tembok rumah. Kaffa meninggal seketika, sedangkan ibunya sempat dilarikan ke Rumah Sakit Sido Waras, Bangsal, Mojokerto. Perempuan 41 tahun itu sempat berteriak meminta tolong. (***)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO