Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Harga emas terus mengalami kenaikan. Senin (13/1), logam mulia produk PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) yakni berada di level Rp1.568.000 per gram. Sebelumnya, ATH harga emas Antam di level Rp1.567.000 per gram pada 31 Oktober 2024 lalu.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menuturkan, ada dua hal yang mendasari kenaikan salah satu instrumen investasi safe haven itu. Pertama, adanya kekhawatiran risiko geopolitik dan perang dagang.
“Itu antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, AS dan Kanada, AS dan Meksiko, AS dan Denmark, AS dan Panama. Jadi, ada kompleksitas dari meluasnya perang dagang dibandingkan Donald Trump periode pertama dia menjabat presiden,” ujarnya kepada Jawa Pos (grup Batam Pos), Senin (13/1).
Kondisi itu dikhawatirkan bisa memicu risiko terhadap perdagangan dan investasi global. “Sehingga banyak yang beralih kepada safe haven, emas salah satunya,” imbuhnya.
Faktor kedua, adanya dorongan dedolarisasi, terutama setelah Indonesia bergabung di BRICS. Dia menjelaskan, dedolarisasi juga turut mendorong cadangan emas yang lebih banyak. Dampaknya adalah bank sentral di negara-negara anggota BRICS mulai mengurangi porsi dolar AS (USD) dan justru memperbanyak porsi emasnya.
Sampai kapan harga emas akan terus berada di level yang tinggi? Bhima mengatakan, kondisi saat ini diprediksi akan berlangsung long term atau jangka panjang. Sebab, kebijakan Trump akan terus memengaruhi dinamika yang ada di pasar.
“Kita akan lihat apakah ini hanya temporer atau tidak itu pada 20 Januari saat Trump dilantik. Kalau ternyata kebijakannya sangat-sangat berisiko tinggi terhadap stabilitas ekonomi global, orang akan berburu emas. Termasuk orang-orang super kaya, fund mana-ger,” katanya. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO