Buka konten ini
SAGULUNG (BP) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir pesisir atau rob yang diprediksi terjadi pada 12-18 Januari 2025. Fenomena ini disebabkan oleh fase perigee atau jarak terdekat bulan ke bumi yang meningkatkan tinggi pasang air laut maksimum, yang dapat berdampak pada beberapa wilayah pesisir di Kepulauan Riau.
Menanggapi peringatan tersebut, Polsek Sagulung memberikan perhatian serius kepada masyarakat, terutama nelayan dan warga pulau yang sering beraktivitas di laut.
Kapolsek Sagulung, IPTU Rohandi Tambunan, mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan gelombang tinggi dan angin kencang.
“Kami meminta masyarakat yang akan berlayar atau melaut untuk melengkapi alat pengaman. Jika tidak mendesak, sebaiknya hindari berlayar atau melaut selama kondisi cuaca buruk,” ujar IPTU Rohandi.
Ia menegaskan pentingnya mematuhi standar keamanan pelayaran, seperti menggunakan pelampung (life jacket), membawa lampu penerangan yang memadai, serta memastikan alat komunikasi berfungsi dengan baik.
Meskipun jarak antarpulau terbilang dekat, Kapolsek Rohandi mengingatkan agar hal itu tidak dijadikan alasan untuk mengabaikan keselamatan. ”Keselamatan adalah prioritas utama dan tidak boleh dianggap remeh,” tambahnya.
Susanto, warga Pulau Bulan, mengungkapkan bahwa cuaca saat ini memang cukup buruk. “Angin dan gelombang cukup kencang, jadi kami harus lebih berhati-hati. Namun, melaut adalah mata pencaharian kami, jadi kami berusaha mematuhi aturan keselamatan,” ungkapnya.
Ia juga berharap ada patroli pengawasan dari armada kapal pengawas untuk segera merespons jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
Sebagian besar nelayan di Pulau Bulan telah memiliki life jacket, namun Susanto berharap ada tambahan dukungan berupa alat keselamatan lainnya untuk memastikan keamanan mereka saat berlayar.
Cuaca ekstrem tidak hanya berdampak pada aktivitas nelayan, tetapi juga pada distribusi kebutuhan pokok ke pulau-pulau kecil. Gelombang tinggi dan angin kencang sering meng-hambat transportasi laut, yang berpotensi menyebabkan ke-khawatiran di masyarakat.
Kapolsek Rohandi mengimbau masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca terkini dari BMKG. ”Jika cuaca tidak memungkinkan, sebaiknya tunda perjalanan laut. Lebih baik menunggu daripada mengambil risiko yang tidak perlu,” tegasnya.
Dengan cuaca yang tidak menentu, pihak kepolisian telah meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan keselamatan warga. Selain patroli, rencana mitigasi bencana juga sedang disiapkan untuk menghadapi kemungkinan terburuk.
Peringatan cuaca ekstrem ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat pesisir untuk selalu mengutamakan keselamatan. Kerja sama antara masyarakat, aparat, dan instansi terkait sangat diperlukan untuk mengurangi risiko yang mungkin terjadi akibat fenomena alam ini. (*)
Reporter : Eusebius Sara
Editor : RATNA IRTATIK