Buka konten ini
Hujan deras yang disertai angin kencang yang melanda hampir semua wilayah Kepri dua hari terakhir menimbulkan bencana di berbagai tempat. Mulai dari kapal karam dihantam ombak di Karimun, hingga banjir besar melanda sedikitnya 645 rumah warga di Bintan.
Bahkan, di Tanjunguban, Bintan Utara, banjir rendam sejumlah ruas jalan sejak, Jumat (10/1). Itu terjadi setelah hujan deras mengguyur sejak pagi hingga merendam ruas jalan Karya Praja di Perumahan Alamanda, Tanjunguban.
Kepala UPT Damkar Tanjunguban, Panyodi mengatakan, setidaknya ada 4 ruas jalan yang terendam banjir yang terjadi sejak pagi Jumat dan berlanjut ke Sabtu (11/1).
Keempat ruas jalan terendam banjir yakni di jalan Karya Praja tepatnya di Perumahan Alamanda dan Simpang 4 Pegadaian dan Jalan Bhakti Praja tepatnya di depan kantor Lurah Tanjunguban Selatan.
Selain itu, Jalan Diponegoro terendam banjir tepatnya di Kampung Jeruk, dan jalan Nakhoda Lancang tepatnya di Kampung Jeruk.
645 Rumah Warga Terendam Banjir
Tak hanya di kawasan itu, banjir juga mengepung sejumlah desa dan kelurahan yang ada di Kecamatan Teluk Sebong, Bintan, sejak Jumat (10/1) berlanjut ke Sabtu (11/1).
Camat Teluk Sebong, Julpri Ardani, menyampaikan, banjir terjadi di sejumlah desa dan kelurahan di Kecamatan Teluk Sebong seperti banjir di Desa Pengudang, Desa Sebong Lagoi, Kelurahan Kota Baru, dan Desa Sri Bintan.
”Banjir di sejumlah titik. Hampir merata di semua desa kelurahan,” katanya.
Bahkan, akses jalan di sekitar Km 58, Desa Sri Bintan terendam dan tidak dapat dilalui akibat banjir.
”Tidak bisa lewat, karena banjirnya lumayan dalam,” katanya.
Kades Sebong Lagoi, Mazlan, melaporkan, setidaknya ada 10 rumah warga terendam akibat banjir. Dia minta masyarakat tetap waspada karena curah hujan masih tinggi dan belum terlihat tanda-tanda hujan akan berhenti. ”Makin deras hujannya, kelihatannya sampai malam masih hujan,” katanya.
Dia juga meminta masyarakat yang terdampak banjir agar segera melaporkan kondisinya ke ketua RT dan RW ataupun pemerintah desa.
Karena, pemerintah desa menyiapkan tempat pengungsian di balai desa dan posyandu.
Pantauan Batam Pos, Sabtu kemarin, banjir masih terjadi di titik-titik tersebut akibat hujan yang masih berlanjut.
Bahkan, dapur rumah warga di jalan Pasar Baru, RT 004 RW 001, Desa Sebong Lagoi, Kecamatan Teluk Sebong, Bintan, ambruk setelah tanahnya longsor.
Kepala Desa Sebong Lagoi, Mazlan, menerangkan, saat itu pemilik rumah mendengar suara lumayan keras dari dapur rumah.
”Pak RT yang sedang tidur terbangun setelah mendengar suara dari dapur dan dia melihat dapurnya sudah ambruk,” ucap Mazlan.
Suara keras itu juga membangunkan warga di sekitar rumah yang ambruk.
Dia mengatakan, warga telah bergotong-royong membersihkan material longsor yang menyebabkan dapur ambruk.
Pemerintah desa, katanya, telah menghitung kerugian material dari kejadian dapur rumah warga yang ambruk akibat longsor.
”Kita juga sudah melapor ke kantor camat dan BPBD,” pungkasnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bintan, Ramlah mengungkapkan, ada ratusan rumah yang mengalami kebanjiran, terdampak tanah longsor dan angin kencang akibat curah hujan tinggi yang terjadi terus menerus.
Data sementara terdapat sekitar 645 rumah terdampak banjir, tanah longsor dan angin kencang. Jumlah itu tersebar di 6 kecamatan yang ada di Kabupaten Bintan.
Rinciannya 171 rumah di Kecamatan Teluk Sebong, 60 rumah di Toapaya, 129 rumah di Gunung Kijang, 54 rumah di Teluk Bintan, 166 rumah di Bintan Timur, 65 rumah di Bintan Utara serta kerusakan fasilitas umum.
”Kita masih terus mendata, jumlahnya bisa bertambah,” ujar Ramlah.
Ramlah mengatakan, pihak BPBD masih melakukan penilaian rumah yang rusak dan menghitung kerugian yang disebabkan dari bencana serta pemenuhan kebutuhan dasar.
Rumah di Tanjungpinang Juga Kebanjiran
Tak hanya di Bintan, puluhan rumah di Kota Tanjungpinang, Kepri, juga terendam banjir usai dilanda hujann deras dua hari terahir. Penghuni rumah terpaksa diungsikan, karena tinggi air banjir mencapai se pinggang orang dewasa.
Satu diantara titik banjir yang paling parah terjadi di Perumahan Puspandari, yang berada di Kelurahan Batu IX, dengan ketinggian air sempat mencapai sekitar satu meter. Para warga mulai diungsikan sejak Jumat (10/1) malam.
”Tadi malam (kemarin malam, red) ada sekitar 30 sampai 50 rumah yang terdampak banjir, dan penghuni rumah kita ungsikan,” kata Kepala Pelaksana BPBD, Muhammad Yamin, Sabtu (11/1).
Ia menerangkan, kebanyak dari penghuni rumah diungsikan ke masjid dan musala terdekat, yang tidak terkena banjir. Selain itu, sebagian lagi memilih mengungsi ke rumah keluarga mereka.
”Saat kita ungsikan itu ada juga warga yang sedang hamil tujuh bulan, jadi kita koordinasi lah dengan Dinas Kesehatan supaya bisa dipantau,” tambahnya.
Selain mengevakuasi warga di Perumahan Puspandari, BPBD juga mengungsikan warga di Jalan Sri Katon yang terdampak luapan Polder Sri Katon. Setidaknya terdapat 20 sampai 30 orang yang juga diungsikan dari lokasi tersebut.
Proses Evakuasi pun dilakukan secara bertahap mulai pukul 19.00 malam. Sebagian warga pun sudah melakukan evakuasi secara mandiri. Setidaknya terdapat 20 titik banjir akibat hujan deras yang melanda kota Tanjungpinang.
”Kalau evakuasi pengungsian itu ada sekitar enam sampai 10 titik,” pungkasnya.
Distribusi Air ke Pelanggan Terganggu
Di bagian lain, meluapnya waduk Sei Gesek sejak Jumat akibat curah hujan yang tinggi, berdampak besar pada distribusi air ke pelanggan. Instalasi Pengolahan Air (IPA) Seu gesek berhenti beroperasi karena banjir masuk ke dalam ruang pompa distribusi.
Gangguan pelayanan ini dialami pelanggan PDAM Tirta Kepri di jalan raya Tanjunguban arah Gesek.
Pelanggan PDAM Tirta Kepri di Tanjungpinang juga terdampak seperti di Perumahan Air Raja, Perumahan Hang Tuah, jalan DI Pandjaitan, jalan Gatot Subroto, jalan R H Fisabilillah, jalan RE Martadinata, dan jalan Peralatan.
Selain itu, pelanggan di jalan Hang Lekir, jalan Handjoyo Putro, Komplek Bintan Centre, jalan Wonosari, jalan Singkong, jalan Transito, jalan Wonosari dan jalan Kota Piring.
Direktur PT Tirta Kepri, Abdul Kholik mengatakan, insentitas hujan tinggi membuat air masuk ke dalam ruang pompa distribusi IPA Sei Gesek sejak Jumat (10/1) malam. Sehingga, pihaknya harus mematikan pompa distribusi air akibat banjir.
Dia juga mengatakan, satu unit pompa dinamo motor berhasil dievakuasi dengan dipindahkan ke lokasi yang lebih aman.
Pihaknya juga, kata Kholik telah melakukan pemadaman aliran listrik ke IPA Sei Gesek.
”Insha Allah bisa (dioperasikan kembali) kalau kondisi air surut karena pompa distribusi air (sebelumnya) berhasil kita amankan,” pungkasnya.
Akses Jalan Menuju Kawasan Industri Lobam Terendam Banjir
Sementara itu, akses jalan menuju kawasan Bintan Industrial Estate (BIE) di Kecamatan Seri Kuala Lobam, Bintan, kembali terendam banjir, Sabtu (11/1).
Banjir yang merendam jalan menuju kawasan industri Lobam tersebut akibat curah hujan tinggi yang melanda Bintan dua hari terakhir.
Akibatnya, arus lalu lintas kendaraan terganggu karena menyebabkan kendaraan termasuk mobil dan motor harus bergantian untuk melewati jalan yang terendam itu.
Meski demikian, sekuriti ditempatkan berjaga di jalan yang banjir untuk mengatur arus lalu lintas kendaraan.
Seorang pekerja, Yani yang mengendarai sepeda motor menuju kawasan industri Lobam itu mengatakan, harus menerobos banjir untuk menuju kawasan industri Lobam. Dia pun mengaku, harus bergantian dengan kendaraan dari dalam kawasan industri untuk masuk ke dalam kawasan industri.
Kepada pekerja, dia turut mengimbau agar berhati-hati saat menerobos jalan yang terendam air.
Pohon Tumbang Menutupi Akses Jalan Martosari Tanjunguban
Tak hanya banjir, akibat curah hujan tinggi disertai angin kencang mengakibatkan pohon tumbang di jalan Martosari, Tanjunguban, Kecamatan Bintan Utara, Sabtu (11/1) siang.
Kepala UPT Damkar Tanjunguban, Panyodi mengatakan, pohon tumbang menutup akses jalan setelah diterjang angin kencang disertai hujan deras.
Selain menutup akses jalan, dia mengatakan, pohon tumbang juga menimpa kabel listrik.
”Kabel PLN, dan kabel-kabel lainnya,” katanya.
Menerima informasi pohon tumbang, dia mengatakan, pemadam meminta bantuan satuan tugas (Satgas) dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bintan.
Dia mengatakan, pemadam bersama satgas DLH dibantu masyarakat membuka akses jalan dengan memotong pohon yang tumbang.
Mereka memotong kayu yang menutupi akses jalan dengan menggunakan alat seadanya.
Dihadang Gelombang
6 Meter, KM Bukit Raya Tunda Keberangkatan
Di tempat terpisah, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) cabang Tanjungpinang menunda keberangkatan KM Bukit Raya dari Kijang menuju Anambas dan Natuna, Sabtu (11/1).
Kepala Cabang Pelni Tanjungpinang, Putra Kencana menjelasan penundaan keberangkatan terpaksa dilakukan akibat cuaca ekstrim yang melanda sebagian wilayah Indonesia bagian Barat.
”Kapal saat ini sedang berada di Belinyu, Bangka Belitung. Nakhoda memutuskan tidak berangkat ke Kijang, karena sudah mendapatkan peringatan dari BMKG gelombang capai 6 meter,” ujar Putra Kencana saat dikonfirmasi.
Pihaknya telah menyiapkan jadwal keberangkatan terbaru pasca penundaan. Adapun jadwalnya yaitu pada Senin, (13/1) pukul 20.00 WIB.
”Penumpang yang mau berangkat harap melapor kembali ke kantor yang ada di Batu 5. Nanti kita kasih tiket yang baru,” ucap Putra.
Sedangkan untuk penumpang yang enggan melanjutkan perjalanan dengan KM Bukit Raya, Pelni bersedia mengembalikan uang tiket 100 persen.
”Syaratnya tunjukkan identitas dan bukti pembayaran. Kita kembalikan 100 persen,” tutur Putra.
Dari laporan BMKG, kondisi cuaca di wilayah perairan Anambas hingga Natuna mengalami hujan deras yang disertai gelombang mencapai 4 hingga 6 meter.
Untung arah angin bergerak dari Utara menuju Timur dengan kecepatan 30 – 60 kilometer per jam. (***)
Reporter : SLAMET NOVASUSANTO / IHSAN IMADUDDIN / MOHAMAD ISMAIL
Editor : MUHAMMAD NUR