Buka konten ini
BATAM (BP) – Peluncuran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk siswa sekolah dasar di Batam yang dinanti-nantikan tertunda. Penundaan hingga 13 Januari mendatang apakah benar-benar siap dilak-sanakan atau masih sebatas uji coba.
“Kecamatan Bengkong menjadi lokasi uji coba dengan alasan adanya dapur umum sehat milik BGN yang dianggap strategis,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Tri Rubianto, Selasa (7/1).
Sebelum peluncuran resmi, Disdik tengah melakukan uji coba di empat sekolah dasar di Kecamatan Bengkong. Dari informasi Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Bengkong, uji coba ini dilakukan untuk mengumpulkan data terkait kondisi siswa, seperti tinggi badan, berat badan, alergi, dan riwayat penyakit.
“Hal ini penting agar dampak program MBG terhadap kesehatan siswa dapat diukur dengan akurat,” jelasnya.
Kecamatan Bengkong menjadi lokasi awal uji coba karena memiliki dapur umum sehat milik BGN (Badan Gizi Nasional) yang saat ini hanya beroperasi di wilayah tersebut.
“Lokasi dapur yang strategis dan dekat dengan beberapa satuan pendidikan memudahkan distribusi makanan bergizi ke sekolah-sekolah di sekitarnya,” kata Tri.
Disdik sendiri berperan mendukung persiapan di sekolah, termasuk membantu distribusi makanan kepada para siswa. Ke depan, program ini diharapkan dapat melibatkan seluruh sekolah dasar di Kota Batam, bergantung pada kesiapan dapur umum sehat yang direncanakan akan diperluas.
Tri menjelaskan bahwa keberhasilan program ini juga didukung kolaborasi antara Disdik, Dinas Kesehatan (Dinkes), dan UMKM lokal.
“Kami ingin memaksimalkan peran UMKM dalam penyediaan makanan, namun secara teknis pelaksanaan program sepenuhnya berada di bawah BGN,” jelasnya.
Dapur umum sehat di Bengkong saat ini mampu melayani hingga 3.000 porsi makanan per hari.
Meski anggaran utama berasal dari BGN, Disdik Kota Batam juga mengalokasikan dana pendamping untuk mempersiapkan pengembangan dapur umum sehat milik pemerintah daerah di masa depan.
“Menu dan jumlah porsi dikelola oleh BGN.
Terkait menu makanan dan jumlah porsinya, BGN menjadi pihak yang bertanggung jawab penuh,” ujarnya. (*)
Reporter : AZIS MAULANA
Editor : YUSUF HIDAYAT