Buka konten ini
ANAMBAS (BP) – Manfaatkan waktu luang, sekelompok Generasi Millenial yang tergabung dalam Scalling Up Anambas Rural Smallholder (SUAR) membuat program pemberdayaan masyarakat. Program yang dibuat yakni sekolah budidaya kepiting bakau dan lebah madu tanpa sengat (Peket) atau yang dikenal kelulut.
Ketua SUAR, Bayu Aji menjelaskan program ini dirancang guna menciptakan sumber ekonomi alternatif untuk masyarakat dengan memanfaatkan dan mengelola potensi sumberdaya alam lokal yang ada di sekitar.
“Ini juga bentuk komitmen kita terhadap lingkungan terutama ekosistem mangrove. Untuk menjaga kelestarian mangrove ini perlu dilakukan bersama masyarakat,” ujar Bayu Aji kepada Batam Pos, Minggu (5/1).
Saat ini, ada tiga kelompok yang dibina oleh SUAR. Sudah berjalan dengan optimal selama tiga bulan.
“Dua kelompok budidaya peket dan satu kelompok budidaya peket semua berada di Desa Langir,” jelas Bayu.
Dalam praktiknya, setiap kelompok mendapatkan pembelajaran dengan metode pembelajaran berbasis pengalaman langsung di lapangan.
“Sehingga masyarakat tidak hanya belajar teori, tetapi juga memahami langsung bagaimana praktik terbaik dilakukan,” tutur Bayu.
Disebutkannya juga, peserta tidak hanya belajar teknik budidaya, tetapi juga diajarkan manajemen usaha, seperti pencatatan hasil, pemasaran, dan penentuan harga, sehingga mereka bisa menjadi wirausahawan yang mandiri.
Oleh karena itu, Bayu berharap program ini bisa diterapkan secara berkelanjutan dengan mengajarkan apa yang dipelajari kepada orang lain.
Dan dapat mengubah pola pikir masyarakat yang melihat ekosistem mangrove sebagai aset berharga yang harus dilindungi dan dilestarikan. (*)
Reporter : Ihsan Imaduddin
Editor : ANDRIANI SUSILAWATI