Buka konten ini

BINTAN (BP) – Wacana pembangunan sirkuit Formula 1 (F1) di Bintan kembali mencuat. Namun, ada beberapa tantangan besar dalam pembangunan tersebut, salah satunya soal biaya penyelenggaraan yang mencapai angka fantastis.
Vice President Director Bintan Resorts, Frans Gunara, mengatakan, penyelenggaraan F1 bukan hal mudah. “F1 bukan sesuatu yang mudah untuk diselenggarakan, karena budget-nya besar sekali,” kata dia.
Frans mengatakan, hanya segelintir negara di dunia yang mampu menanggung beban biaya penyelenggaraan F1. Event balap jet darat itu menuntut investasi besar, mulai dari pembangunan infrastruktur, keamanan, hingga fasilitas pendukung yang sesuai standar internasional.
Pembangunan sirkuit bertaraf F1 membutuhkan lahan minimal 100 hektare. Bintan Resorts, kata Frans, tidak membangun sirkuit F1.
“Rencananya mau buat racetrack, tapi belum tentu buat F1. Jadi orang kaya bisa nyetir di sini, taruh mobil balap. Konsepnya beda dari F1,” ucap Frans.
Racetrack tersebut nantinya akan difokuskan untuk kegiatan otomotif eksklusif dan wisata balap, bukan kompetisi profesional.
Sementara itu, Bupati Bintan, Roby Kurniawan, memastikan rencana pembangunan sirkuit F1 di daerahnya masih dalam tahap pembicaraan lanjutan. “Kita coba follow up lagi,” katanya.
Roby menambahkan, lahan yang disiapkan untuk sirkuit tersebut sudah tersedia dari pihak swasta, yakni Bintan Resorts.
Rencana pembangunan sirkuit sebenarnya telah mencuat sejak 2022, setelah dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Ikatan Motor Indonesia (IMI) Pusat dan Gallant Venture Pte Ltd, disaksikan Gubernur Kepri Ansar Ahmad di Hotel Nirwana Gardens, Lagoi.
Kala itu, Ansar menyebut proyek Bintan International Circuit (BIC) akan menjadi magnet baru sport tourism di Kepulauan Riau dan mendongkrak kunjungan wisatawan ke Bintan. (*)
Reporter : SLAMET NOFASUSANTO
Editor : FISKA JUANDA