Buka konten ini
BANYUWANGI (BP) – Aktivitas vulkanik Gunung Raung tengah mengalami peningkatan. Selama dua hari terakhir hingga Jumat (6/6), gunung yang terletak di perbatasan Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi itu mengalami erupsi terus-menerus. Semburan asap erupsi mencapai 600 meter dari atas puncak. Meski demikian, hingga kemarin, gunung setinggi 3.332 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu masih berstatus Level II atau waspada.
Anggota Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung, Agung Tri Subekti, menjelaskan bahwa erupsi terjadi terus-menerus sejak Kamis (5/6) hingga Jumat (6/6). ”Pada periode awal, kolom abu dengan intensitas sedang mengarah ke timur laut,” katanya kepada Radar Banyuwangi (grup Batam Pos). Erupsi kali ini tidak sebesar yang terjadi pada akhir Desember 2024 lalu.
Dari pengamatan PPGA, Gunung Raung juga mengalami gempa hembusan sebanyak tiga hingga sepuluh kali per hari. Dalam periode yang sama, juga terekam satu kali gempa vulkanik dalam dan empat kali tremor menerus dengan amplitudo 0,5–6 mm (dominan 1 mm).
”Hingga saat ini belum ada perubahan ancaman bahaya ataupun peningkatan intensitas erupsi, sehingga tingkat aktivitas dinilai masih relevan pada Level II (waspada),” cetusnya.
Di bagian lain, erupsi Gunung Raung terjadi saat aktivitas pendakian sedang dibuka. ”Saat itu, tercatat sebanyak 50 pendaki yang berada di jalur pendakian,” kata Kepala Dusun Wonorejo, Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Dimas Wahyu Pramana.
Pria yang juga anggota sekretariat pendakian Raung via Dusun Wonorejo itu menyebut, puluhan pendaki tersebut berangkat melalui Sekretariat Pendakian Gunung Raung di Dusun Wonorejo, Desa Kalibaru Wetan. Saat ini mereka masih tertahan di Pos 7 dan direncanakan akan turun pada Sabtu (7/6).
”Lokasi mereka (saat terjadi erupsi) terpisah-pisah, tapi sekarang ada di Pos 7, kami minta berhenti dan akan dievakuasi turun,” cetusnya.
Gunung Raung yang erupsi ini berpotensi berdampak terhadap aktivitas pendakian yang mulai dibuka pada awal 2024. Sebab, ada kemungkinan gunung itu akan ditutup kembali.
”Untuk penutupan, kami belum tahu. Harus ada pembicaraan dulu dengan stakeholder terkait (Perhutani hingga Pemkab),” katanya.
Dimas mengaku, pada Jumat (6/6) sore ia mengirim dua pendaki untuk melihat kondisi visual di puncak Gunung Raung. Hasilnya akan dijadikan bahan laporan kepada Perhutani dan pihak terkait lainnya. “Ini untuk bahan pertimbangan nanti akan ditutup atau tidak,” ujarnya. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : RYAN AGUNG