Buka konten ini
SAGULUNG (BP) – Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, menegaskan pentingnya kesadaran kolektif dalam pengelolaan sampah, terutama dari lingkup rumah tangga. Hal ini disampaikannya saat menghadiri pelantikan pengurus salah satu paguyuban warga di Kecamatan Sagulung, Minggu (25/5). Menurut Amsakar, produksi sampah di Batam mencapai 800 hingga 1.300 ton per hari.
“Kalau kita asumsikan penduduk Batam sekitar 1,3 juta orang, maka satu orang menyumbang satu kilogram sampah per hari, termasuk bayi,” ujarnya.
Karena itu, penanganan sampah tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah. Sebagai langkah konkret, Pemko Batam mendatangkan 20 unit bin container baru untuk mendukung pengelolaan sampah. Namun, Amsakar menegaskan bahwa semangat bersama dari masyarakat tetap menjadi kunci keberhasilan.
“Kalau tidak ada semangat bersama, tidak akan selesai masalah ini,” ucapnya.
Ia mendorong warga agar lebih disiplin dalam membuang dan mengurangi produksi sampah sejak dari rumah. Salah satu kebiasaan yang perlu diubah adalah penggunaan kantong plastik secara berlebihan saat berbelanja. “Lebih baik satu plastik digunakan untuk semua belanjaan,” katanya memberi contoh.
Selain itu, Amsakar mengimbau agar bank sampah kembali digalakkan di lingkungan warga. Menurutnya, bank sampah merupakan solusi efektif untuk memilah dan mendaur ulang sampah yang masih memiliki nilai ekonomis. “Bank sampah harus digalakkan lagi sebagai bentuk partisipasi masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Batam terus mendorong optimalisasi pengangkutan sampah dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Punggur. Saat ini, DLH mengoperasikan sekitar 140 armada pengangkut, termasuk 16 unit tambahan untuk menggantikan kendaraan yang rusak.
Namun, tantangan masih besar. Pengangkutan dari lingkungan ke TPS menjadi tanggung jawab kecamatan. Di beberapa wilayah, masih ditemukan warga yang membuang sampah sembarangan, terutama di pinggir jalan. Kondisi ini kerap terjadi di kawasan padat penduduk seperti Sagulung dan Batuaji.
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan DLH Batam, Eka Suryanto, menyoroti bahwa persoalan utama terletak pada pola pikir masyarakat. “Meski tempat sudah penuh, warga tetap buang sampah di situ, bahkan ke pinggir jalan,” ujarnya. Petugas kebersihan pun kewalahan karena sampah kembali menumpuk tak lama setelah dibersihkan.
DLH bersama Satgas Pengawas terus melakukan patroli rutin di titik-titik rawan pembuangan sampah liar. Beberapa pelanggar sudah ditindak sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) yang berlaku. Penegakan hukum ini diharapkan dapat menimbulkan efek jera dan membangun kesadaran kolektif.
Di sejumlah wilayah seperti Marina, Sagulung, dan Batuaji, tumpukan sampah masih menjadi pemandangan sehari-hari. Pemerintah Kota Batam berharap, dengan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, persoalan sampah ini dapat ditangani secara berkelanjutan.
“Mari kita mulai dari diri sendiri dan lingkungan rumah tangga,” pungkas Amsakar. (*)
Reporter : EUSEBIUS SARA
Editor : RATNA IRTATIK