Buka konten ini

Anambas (BP) – Kabupaten Kepulauan Anambas dilanda cuaca panas ekstrem dalam sepekan terakhir. Suhu udara tercatat mencapai 34 derajat celsius, membuat warga yang beraktivitas di luar ruangan mudah berkeringat dan mengalami dehidrasi.
Menurut prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tarempa, Raja Rekhsa Utami, fenomena ini merupakan bagian dari transisi musim atau pancaroba. “Minggu lalu, tidak ada hujan sama sekali. Suhu sempat menyentuh 34 derajat, itu sudah tergolong ekstrem,” ujar Rekhsa saat ditemui Batam Pos, Senin (26/5). Namun, ia mencatat ada sedikit penurunan suhu dalam dua hari terakhir setelah hujan turun dua kali. “Sekarang turun menjadi 33 derajat,” katanya.
Cuaca panas ini, kata Rekhsa, dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik secara global maupun regional. Pertumbuhan awan hujan yang minim dan kehadiran awan kumulonimbus tepat di tengah-tengah posisi matahari turut memperparah kondisi panas. Selain itu, angin yang bertiup dari arah selatan juga memicu hujan singkat di wilayah Anambas sejak hari Minggu lalu.
BMKG memprediksi Anambas akan memasuki musim kemarau pada bulan Juni dan berlangsung hingga September. Rekhsa mengimbau warga untuk menjaga kesehatan tubuh dan menghindari aktivitas membakar sampah di lahan terbuka. “Risiko kebakaran meningkat pada musim kemarau, jadi kami harap masyarakat lebih waspada,” pungkasnya. (*)
Reporter : IHSAN IMADUDDIN
Editor : GALIH ADI SAPUTRO