Buka konten ini
BATAM KOTA (BP) – Pada Minggu pagi (25/5), Dataran Engku Putri perlahan dibanjiri warga dari berbagai penjuru. Tak hanya dari komunitas pesepeda yang rutin berlatih, tetapi juga pelajar, ASN, warga biasa, hingga pejabat pemerintah. Mereka datang membawa sepeda, dan lebih dari itu, membawa semangat baru untuk kota yang sedang menata arah pascapandemi dan guncangan ekonomi.
Batam Bersepeda 2025 bukan sekadar agenda olahraga. Ia menjelma menjadi ruang perjumpaan kolektif—tempat warga menyatu tanpa sekat, mengayuh bersama dalam irama yang sama, menyapa satu sama lain dalam semangat hidup sehat dan ramah lingkungan.
Acara dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Batam, Jefridin Hamid, mewakili Wali Kota Batam, Amsakar Achmad dan Wakil Wali Kota Batam, Li Claudia Chandra, yang berhalangan hadir. Meski begitu, semangat keduanya terasa dalam sambutan Jefridin yang dibacakan penuh antusias.
“Atas nama Wali Kota dan Wakil Wali Kota, kami mengucapkan terima kasih atas partisipasi masyarakat yang luar biasa dalam menyukseskan Batam Bersepeda tahun ini. Ini bukan hanya event olahraga, tetapi bagian dari semangat kita membangun kota yang sehat dan harmonis,” ujarnya.
Rute kayuhan dimulai dari Dataran Engku Putri, melewati Bundaran BP Batam, Mitra 10, Simpang One Batam Mall, Bundaran Madani, Simpang Gelael, Perumahan Rosedele, Sekolah Harapan Utama, Pollux Habibie, hingga Fanindo.
Di sepanjang rute, semangat warga begitu terasa. Banyak yang menepi memberi semangat, anak-anak melambaikan tangan, seolah ikut mengayuh meski tak berada di atas sadel. Tidak ada yang dikejar dalam kegiatan ini—tidak ada kompetisi atau catatan waktu. Semua ikut. Semua merasa menjadi bagian dari cerita kota ini: cerita tentang kebugaran, kelestarian, dan kebersamaan.
Meski Batam Bersepeda merupakan bagian dari program Kota Sehat, yang juga mencerminkan kebutuhan masyarakat urban akan ruang jeda di tengah tekanan hidup. Sepeda menjadi medium, tapi pesannya lebih dalam: soal relasi sosial, ruang publik yang terbuka, dan gaya hidup berkelanjutan.
Di tengah kemacetan yang kian terasa dan kualitas udara yang kian menurun, bersepeda adalah solusi sederhana. Tak menuntut infrastruktur mahal, tetapi butuh komitmen jangka panjang.
Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) patut diapresiasi karena kembali menghidupkan kegiatan ini. Namun, pekerjaan rumah tetap ada—yakni penyediaan jalur sepeda yang aman, integrasi ke dalam sistem transportasi, dan memastikan akses kegiatan ini lintas kalangan. Bukan sekadar agenda tahunan, melainkan menjadi kebiasaan harian. (*)
Reporter : Arjuna
Editor : RATNA IRTATIK