Buka konten ini
ANAMBAS (BP) – Dua lapangan produksi minyak, yakni Forel dan Terubuk, yang berada di perairan Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau, resmi beroperasi. Peresmian dilakukan oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM yang kini menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, Jumat (16/5).
Presiden Prabowo Subianto turut hadir secara daring dalam acara tersebut dari Istana Negara, Jakarta.
Dalam konferensi pers, Bahlil menyampaikan bahwa pengembangan dua ladang minyak tersebut merupakan bagian dari investasi PT Medco Energi Internasional Tbk. senilai 600 juta dolar AS (USD) atau setara Rp9 triliun. Dua ladang minyak ini mampu menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja selama masa konstruksi dan produksi,” ujar Bahlil.
Ia memproyeksikan, dua ladang tersebut dapat menghasilkan sekitar 2.000 barel minyak mentah per hari. Angka ini diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan produksi minyak nasional yang pada tahun lalu tercatat sekitar 580 ribu barel per hari (BOPD).
“Sesuai arahan Presiden, target produksi nasional pada 2029–2030 adalah 1 juta barel per hari. Semoga kehadiran ladang ini bisa membantu kita mencapai target tersebut,” harapnya.
Lapangan Forel dan Terubuk berada di Wilayah Kerja (WK) South Natuna Sea Block B, yang dikelola oleh Medco E&P Natuna Block B Ltd., anak usaha dari Medco Energi. Medco memiliki hak partisipasi sebesar 40 persen, disusul Medco Daya Abadi Lestari 35 persen, dan Prime Energy 25 persen.
Dalam kunjungan ke Anambas ini, Bahlil menemukan banyaknya blok-blok mangkrak yang sudah tidak terurus lagi oleh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
Ia akan meminta izin kepada Presiden Prabowo untuk mengevaluasi perizinan blok-blok mangkrak ini agar bisa kembali beroperasi.
”Sekitar blok-blok ini ternyata masih banyak blok yang masih bisa kita kerjakan tapi pemegang izinnya sudah lama dipegang tapi tidak beroperasi dan ini bisa meningkatkan 5.000-7.000 barel sekitar sini,” kata Ketum Partai Golkar ini.
Dengan dilakukan pembaharuam pemegang izin blok mangkrak ini diharapkan dapat meningkatkan kembali daya produksi minyak nasional.
”Kita akan evaluasi izinnya, kalau tidak mampu memproduksi kita serahkan ke perusahaan lain agar lebih efektif,” pungkasnya. (***)
Reporter : IHSAN IMADUDDIN
Editor : RYAN AGUNG