Buka konten ini

HUJAN deras yang kembali mengguyur Kota Batam, Kamis (15/5) siang, mengakibatkan banjir di sejumlah titik. Banjir tersebut sudah sampai tahap meresahkan dan merugikan warga.
Salah satu kawasan yang cukup parah adalah ruas jalan utama menuju kawasan industri Kabil. Salah satu titik terparah berada ruas jalan di depan PT Ecogreen, Kabil.
Ketinggian air di lokasi ini mencapai setengah bodi mobil minibus. Akibatnya, ratusan sepeda motor milik pekerja yang diparkir di pinggir jalan terendam banjir dan banyak yang tumbang.
“Astagfirullah, parkiran (depan, red) Ecogreen banjir, motor bertumbangan,” ujar seorang pengemudi truk besar yang melintas di lokasi kejadian.
Sejumlah karyawan tampak berlarian menuju motor mereka yang roboh, berusaha menyelamatkan jaket dan helm yang diletakkan di atas kendaraan. Beberapa helm terlihat hanyut terbawa arus air yang bercampur sampah plastik dari saluran drainase di tepi jalan.
Hingga sore hari, air belum surut dan arus lalu lintas di kawasan tersebut tersendat. Para pekerja berharap pemerintah segera membenahi sistem drainase agar kejadian serupa tidak terulang.
Hujan juga menyebabkan beberapa titik di kawasan Nongsa terendam banjir. Tak hanya merendam pemukiman, banjir juga mengenangi jalan depan Kantor Camat Nongsa.
Camat Nongsa Arpandi membenarkan jika hujan deras sempat merendam area sekitar Kantor Camat Nongsa. Tak tanggung-tanggung, banjir mengenangi depan Kantor Camat Nongsa hingga sepinggang orang dewasa.
“Durasi hujan 1 jam, air sudah menggenang di area Kantor Camat Nongsa hingga sepinggang orang dewasa,” kata Arpandi.
Meski banjir tinggi di depan area Camat Nongsa, kondisi itu dipastikannya tak menganggu proses pelayanan di Kantor Camat. Tetapi pelayanan untuk masyarakat tetap berjalan sebagaimana mestinya.
“Meski tinggi, Alhmdulillah tidak menghambat pelayanan umum masyarakat,” tegasnya.
Dijelaskannya, banjir yang terjadi di area Kantor Camat Nongsa bukanlah hal baru. Karena itu, pihaknya sudah mengantisipasi dengan meminta bantuan Dinas Damkar Kota Batam.
“Ini bukanlah hal pertama, namun untuk mengantisipasi tidak ada nya hambatan di pelayanan masyarakat, kami berkoordinasi juga dengan Dinas Damkar Kota Batam,” sebutnya.
Salah satu bantuan, yakni menyiapkan perahu karet. Yang dapat mengangkut masyarakat yang hendak me-ngurus pelayanan. Tak hanya orang, dengan perahu karet, juga mengangkut kendaraan yang berada di area Kantor Camat.
“Perahu BNBP untuk membantu mobilisasi pelayanan di kantor Kecamatan Nongsa,”tegasnya.
Sementara, sejumlah kendaraan di daerah senjulung juga terendam banjir tiap hujan deras. Kondisi itu terus dirasakan warga, jika hujan turun deras.
Hujan di Kecamatan Batuaji, Sagulung, dan Marina, kembali menyebabkan banjir di sejumlah titik, Kamis (15/5). Sejumlah ruas jalan dan pemukiman lumpuh akibat genangan air yang cukup tinggi, mengganggu aktivitas warga dan pengguna jalan.
Kondisi cukup parah terjadi di kawasan pemukiman Marina. Saat hujan turun, air menggenang hingga sebetis orang dewasa dan membuat akses jalan perumahan yang biasa dijadikan jalur alternatif oleh pengendara motor tidak bisa dilalui dengan lancar. Kendaraan roda empat harus antre dan melaju perlahan di tengah genangan air.
Ardi, warga Marina, mengatakan bahwa banjir ini sudah menjadi rutinitas setiap kali hujan turun. Menurutnya, jalan yang sama selalu terendam karena saluran drainase di kawasan tersebut tidak berfungsi secara normal. “Banyak kios dan pemukiman liar berdiri di atas saluran drainase, jadi air tidak bisa mengalir,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Sofyan, warga lainnya. Ia menambahkan, maraknya pembangunan proyek pematangan lahan di sekitar kawasan turut memperburuk situasi. “Tanah-tanah resapan air sudah tertutup proyek. Tidak ada perhatian terhadap jalur keluar air. Kami sudah sering protes, tapi pembangunan tetap jalan terus,” katanya.
Lurah Tanjungriau, Syamsuddin, mengakui persoalan banjir ini dan menyatakan pihak kelurahan sudah menyampaikan kondisi tersebut ke dinas terkait untuk upaya normalisasi saluran air. Ia juga mengimbau para pe-ngembang proyek agar memperhatikan sistem drainase di sekitar area pembangunan guna mencegah dampak banjir ke permukiman warga.
Syamsuddin juga mengajak masyarakat yang tinggal atau berjualan di dekat saluran air untuk bergotong royong membersihkan saluran drainase. “Kalau kita bersama-sama membersihkan saluran air, paling tidak bisa mengurangi genangan saat hujan,” ucapnya.
Tidak hanya di kawasan pemukiman, banjir juga melanda jalan-jalan utama seperti Jalan S Suprapto, Brigjen Katamso, dan Diponegoro di Seitemiang. Titik-titik tersebut memang dikenal rawan banjir dan setiap hujan deras datang, air kembali menggenangi jalan. Pengendara pun harus ekstra hati-hati saat melintasi jalan-jalan tersebut.
Sementara itu, keberadaan truk-truk pengangkut tanah untuk proyek pematangan lahan justru menjadi sumber keresahan baru bagi masya-rakat, khususnya di kawasan Batuaji, Sagulung, hingga Marina, Kecamatan Sekupang. Warga mengeluhkan aktivitas hilir mudik kendaraan proyek tersebut yang mengotori jalan dengan ceceran tanah.
Saat hujan turun, kondisi jalan menjadi licin dan membahayakan pengendara. Tak hanya itu, dampaknya disebut turut memperparah kondisi banjir yang kian tak terkendali.
Sejumlah proyek pematangan lahan di sana diduga menimbun kawasan resapan air dan mempersempit aliran sungai demi kepentingan pembangunan. Hal ini banyak ditemukan di wilayah pesisir dan alur sungai yang sebelumnya menjadi area serapan alami
Di wilayah Dapur 12 Sagulung, misalnya, proyek-proyek ini menimbun hutan bakau dan rawa-rawa yang berperan penting sebagai kawasan serapan air. Dampaknya, air hujan tidak lagi terserap secara alami dan langsung menggenangi permukiman warga.
Hal serupa juga terjadi di Marina dan Tanjunguncang, Batuaji. Proyek pematangan lahan di sana kerap memotong jalur aliran air. Akibatnya, banjir menjadi ancaman nyata setiap kali hujan deras melanda. Bahkan, evakuasi warga sempat dilakukan di Perumahan Beni Raya Marina baru-baru ini.
“Ini akan terus terjadi kalau kawasan resapan air dan sungai terus ditimbun. Truk-truk tanah beroda sepuluh masih terus berlalu-lalang menimbun lokasi proyek yang jelas-jelas mengganggu daerah aliran air,” ujar Herman, tokoh masyarakat di Tanjunguncang.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Batam, Suhar, mengakui bahwa persoalan banjir harus ditangani secara menyeluruh. Ia menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam menangani masalah ini, bukan hanya pemerintah kota semata.
“Penanganan banjir harus komprehensif. Di hulu, kita harus menjaga kawasan tetap hijau agar limpasan air permukaan (run off) berkurang. Di tengah, drainase yang ideal harus disiapkan. Di hilir, reklamasi harus dikendalikan agar aliran air ke laut tidak tertahan,” jelas Suhar.
Ia menyoroti perlunya sinergi antara instansi terkait seperti Bina Marga, SDA, dan Dinas Perumahan dan Permukiman untuk membenahi sistem drainase lingkungan. Di sisi lain, pengawasan terhadap proyek reklamasi dan pematangan lahan di pesisir perlu diperketat.
Jika tak segera ditangani secara menyeluruh, banjir di Batam bukan hanya akan menjadi bencana musiman, tapi juga ancaman permanen yang mengganggu kenyamanan dan keselamatan warga. Suara masyarakat pun semakin nyaring menuntut tindakan nyata dari semua pihak terkait. (***)
Reporter : YASHINTA – EUSEBIUS SARA
Editor : RYAN AGUNG