Buka konten ini
WASHINGTON (BP) – Amerika Serikat dan Tiongkok mengakhiri perundingan dengan kesepakatan dagang di Jenewa, Swis pada Minggu (11/5). Hubungan kedua negara itu sempat memanas karena perang dagang.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengakui kesepakatan dagang negaranya dengan Tiongkok. Namun, Bessent tidak merinci kesepakatan tersebut. Dia hanya menyatakan bahwa perundingan dengan Tiongkok merupakan pertemuan yang produktif.
”Kami telah membuat kemajuan substansial antara Amerika Serikat dan China dalam pembicaraan perdagangan yang sangat penting,” kata Bessent.
Pernyataan Bersama
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Tiongkok He Lifeng menyatakan ada kemajuan yang signifikan. Dia menyebut pertemuan ini bisa jadi awal yang penting. Suasana pertemuannya sangat terbuka, dalam, dan konstruktif,” tuturnya.
Setelah berunding selama dua hari, kedua negara sepakat untuk membentuk pernyataan resmi bersama. Fokusnya terkait apa saja komunikasi rutin dan tidak rutin yang harus dilakukan terkait isu perdagangan dan komersial,” kata negosiator perdagangan internasional Tiongkok Li Chenggang.
Dia tidak menjelaskan kapan pernyataan bersama itu akan diumumkan. Jika hidangannya lezat, waktu bukanlah masalah,” imbuhnya.
Kali Pertama Bertemu
Pertemuan tersebut merupakan yang pertama kalinya antara pejabat senior dari dua negara sejak Presiden AS Donald Trump mengenakan pungutan baru yang tinggi terhadap Tiongkok dengan total 145 persen. Sebagai balasannya, Tiongkok mengenakan tarif sebesar 125 persen pada barang-barang Amerika Serikat.
Kepala Organisasi Perdagangan Dunia Ngozi Okonjo-Iweala mengatakan, di tengah ketegangan global, kabar ini merupakan kemajuan yang penting tidak hanya bagi AS dan Tiongkok, tetapi juga bagi seluruh dunia, termasuk negara-negara dengan ekonomi paling rentan. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO