Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Tunggal putra tanpa kekuatan penuh di All England yang berlangsung di Utilita Arena, Birmingham, pada 11-16 Maret. Itu menyusul mundurnya Anthony Sinisuka Ginting karena kondisinya belum 100 persen.
Karena itu, tunggal putra hanya diwakili Jonatan Christie dan Chico Aura Dwi Wardoyo. Jojo -sapaan akrab Jonatan Christie-dijadwalkan menghadapi wakil Malaysia Leong Jun Hao. Dan Chico harus menghadapi unggulan pertama asal Tiongkok Shi Yu Qi.
Dari rekor yang ada, kedua pemain cukup tertinggal. Chico belum pernah menang dari empat pertemuan sebelumnya melawan Shi Yu Qi. Sedangkan, Jojo tertinggal head to head 1-2. Terlebih, kondisi kedua pemain juga tidak sepenuhnya optimal. Chico kerap kali terhenti di babak awal. Sedangkan, Jojo sebelumnya ada kendala di bagian paha.
Namun, Sekjen PP PBSI Ricky Soebagdja optimistis dengan tunggal putra dan ganda putra bisa kembali meraih gelar juara seperti edisi 2024.
“Yang terpenting adalah semangat dan daya juang. Mau jatuh bangun di lapangan untuk meraih prestasi di All England,” beber pria yang sebelumnya menjabat sebagai Kabidbinpres itu.
Memang, sambungnya, satu tahun terakhir dijalani FajRi -akronim Fajar/Rian dan Jonayan dengan tidak mudah. Namun, dia berkeyakinan para pemain itu bisa menunjukkan konsistnsi di All England.
Saat ini yang harus jadi pembeda adalah dari sisi motivasi. Sebab, situasi di 2024 dan 2025 berbeda. “Bagaimana kita haus gelar luar biasa. Setiap turnamen termasuk di All England. Saya rasa untuk kemampuan dan teknik sudah sama. Tapi potensi itu besar di pemain kita,” ucapnya.
Menurutnya, All England sangat penting bagi pemain. Bukan hanya turnamen berlevel Super 1000, tapi juga status event badminton tertu memunculkan magis.
“Pertama tentu sejarah yang panjang dan melegenda. Istilahnya tidak lengkap tanpa raihan gelar di All England, ini bergengsi setelah Olimpik. Olimpik dulu belum ada. Jadi All England begitu besar,” sebutnya.
Karenanya, dia berharap pemain yang tampil bisa all out menunjukkan performa terbaiknya di lapangan. “Terutama kepada pemain yang kurang lebih (persiapan) satu bulan dari awal tahun. Jadi saya rasa sangat cukup untuk mempersiapkan diri di All England,” katanya.
HanGlo Langsung Fokus ke All England
Dua kali berturut-turut me-nembus partai final. Dua kali pula duet Rehan Naufal Kusharjanto/Gloria Emanuelle Widjaja harus puas back-to-back sebagai runner up pada tur Eropa.
Hal itu setelah HanGlo -akronim Rehan/Gloria- takluk dari duo Denmark Jesper Toft/Amalie Magelund dengan dua game langsung 17-21, 13-21 di babak final Orleans Masters 2025, yang berlangsung di Palais des Sports, Minggu (9/3).
Pada set pertama, pertaru-ngan ketat dengan saling tempel angka hingga 12-12. Setelah itu, HanGlo tertinggal 12-17. Meski sempat memperpendek hingga 16-17, namun harus menyerah pada 17-21.
Di game kedua, lawan lebih percaya diri dan tancap gas untuk bisa memastikan kemenangan.
Lantas, apa penyebab kekalahan HanGlo? “Faktor dari non teknis sih sebenernya. Kami masih belum bisa me-ngatasi itu,” ungkap Rehan kepada Jawa Pos (grup Batam Pos) tadi malam.
Rehan mengakui keunggulan pasangan Denmark yang dinilainya pada turnamen ini sedang on fire. “Tapi, dengan hasil di dua minggu ini memang menjadi modal yang baik untuk ke All Englad,” ujarnya.
Ya, HanGlo akhirnya masuk list untuk berlaga di All England. Di babak awal nanti menghadapi duo Malaysia Chen Tang Jie/Toh Ee Wei. Duet ini sempat mereka kalahkan di babak 16 besar Orleans Master dengan skor 21-8, 21-17.
Rehan tak memungkiri kondisinya cukup lelah berlaga hingga babak akhir di dua pekan terakhir. “Sekarang mau fokus recovery. Semoga di All England nanti bisa kembali fit dan bermain maksimal,” harap eks duet Lisa Ayu Kusumawati itu.
Gloria menyebutkan bahwa tidak mudah bisa melewati dua final di dua pekan beruntun. Sebab, fisik dan konsentrasi cukup terkuras. “Tapi kami bermodalkan keperca-yaan satu sama lain dan keyakinan di lapangan,” ucap pebulu tangkis bertinggi 182 cm tersebut. (*)
Jadi Kapten dan Wakil Kapten
Rinov Rivaldy dan Siti Fadia Silva Ramadhanti mendapat tugas bagu. Mereka dipilih menjadi kapten dan wakil kapten tim Indonesia di Badminton Asia Mixed Team Championships (BAMTC) 2025.Ini menjadi hal baru bagi keduanya sepanjang keikutsertaan di ajang beregu. “Rasanya pasti senang, diberikan kepercayaan oleh teman-teman dan tim Indonesia. Kami ingin menjadikan tim ini lebih semangat dan lebih kompak,” ujar Fadia.
“Bangga dan ingin memberikan yang terbaik. Kepercayaan sebagai kapten akan saya maksimalkan,” tambah Rinov.
Rinov menyebutkan, menjadi kapten tim membuat dia harus menekankan kedisiplinan kepada tim. “Saya juga selalu kasih motivasi untuk mereka,” kata Rinov. “Tapi, selama kami kompak, pasti akan menghasilkan sesuatu yang baik,” lanjutnya.
Keseriusan sudah ditunjukkan tatkala tim Indonesia menggelar latihan di Qingdao Conson Gymnasium, Minggu (9/2) sore. Meskipun, tim baru mendarat pada Minggu pagi. “Kami cukup lelah tapi kami harus latihan untuk recovery mengembalikan kondisi tubuh dan pikiran untuk siap bertan-ding,” ungkap Fadia. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO