Buka konten ini
Setiap Ramadan tiba, bazar makanan adalah salah satu yang paling diburu orang yang berpuasa untuk menu berbuka. Tak hanya muslim, mereka yang tidak berpuasa pun, bahkan wisatawan juga memburunya. Beragam kuliner istimewa yang hanya muncul saat Ramadan disajikan. Menu khas dari berbagai daerah di Indonesia. Namun, bagaimana ragam makanan tersedia dan proses pengawasannya?

BULAN Suci Ramadan tak hanya ajang untuk memperkuat ibadah bagi umat Islam. Namun juga merupakan ajang untuk berburu beragam takjil hingga makanan berat seperti ikan bakar.
Di Batam, tempat berburu takjil bisa ditemukan di hampir seluruh wilayah Batam. Mulai di pinggir jalan, pasar, bazar khusus Ramadan, pusat perbelanjaan hingga permukiman warga.
Beberapa tempat berburu takjil yang banyak peminatnya, seperti Pasar Mega Legenda. Ada ratusan tenant pedagang makanan dan minuman yang berjualan di sana. Untuk menu makanan dan minuman yang dijual pun beragam dengan harga sangat ramah di kantong masyarakat.
Jenis makanan yang dijual pun berasal dari berbagai daerah, seperti khas dari Sumatra Barat, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Melayu, Yogyakarta dan lainnya. Banyak pilihan menu yang bisa dipilih suka-suka.
Denis, warga Batam Center, mengaku berkeliling ke sejumlah bazar Ramadan selama bulan puasa. Menurutnya, jajanan di Bazar Mega Legenda sangat beragam.
“Menu makanan dan minuman di bazar Mega Legenda banyak banget. Sangking banyaknya saya sampai bingung milih,” ujarnya.
Selain beragam, harga makanan di bazar tersebut tergolong cukup ramah di kantong. Tak hanya untuk camilan, namun juga untuk lauk pauk yang harganya lebih murah dibanding bazar di pusat perbelanjaan.
“Kalau bazar di kawasan mal itu pastinya lebih mahal. Di sini saya beli krecek khas Yog-ya cuma Rp15 ribu. Porsinya bisa untuk makan berdua,” sebut Denis.
Bazar Ramadan Batam Wonderfood and Art Ramadan (BWR) di Taman Dang Anom Batam Kota yang bersebelahan dengan fly over juga menjadi daya tarik bagi masyarakat. Selain banyak jajanan dari luar negeri, suasana bazar sangat nyaman.
Suasana di Taman Dang Anom semakin meriah dengan dekorasi lampu yang indah dan spot foto yang Instagramable. Pengunjung dapat menikmati takjil berbuka puasa sambil menikmati suasana senja yang menenangkan. Fasilitas seperti musala dan tempat wudu juga disediakan untuk kenyamanan pengunjung yang ingin menunaikan ibadah.
“Pedagang makanan memang tak banyak, namun menunya cukup beragam. Ada makanan tradisional dan jajan luar. Yang paling enak, suasananya jelang sore ke malam,” ujar Rika.
Berburu menu buka puasa hingga ke permukiman padat penduduk juga dijabani masyarakat. Salah satunya di Pasar Tanjunguma yang tak pernah sepi selama bulan Ramadan.
Keunikan Pasar Ramadan Tanjunguma adalah deretan penjual ikan bakar yang menawarkan dengan harga murah, namun segar. Harga ikan yang ditawarkan mulai Rp30 ribu hingga Rp150 ribu, tergantung jenis dan besar ikan.
Di pasar tersebut juga terdapat beragam pepes, seperti pepes telur ikan, pepes cumi, pepes udang, pepes kerang dan lainnya. Namun yang paling diburu adalah pepes telur ikan yang memiliki rasa khas.
Lain lagi di Sagulung dan Batuaji. Pedagang berjejer di pinggir jalan, pusat keramaian, serta lapangan fasilitas umum, menawarkan beragam menu berbuka puasa.
Penjualan takjil biasanya dimulai pukul 15.00 WIB. Para pedagang menyediakan aneka makanan dan minuman, mulai dari es buah, kolak, hingga makanan berat seperti nasi lemak dan mi goreng. Harga yang ditawarkan pun bervariasi, berkisar antara Rp5 ribu hingga Rp20 ribu.
Salah satu lokasi bazar takjil terbesar berada di kawasan Sentosa Perdana (SP) Plaza. Setiap sore, kawasan ini menjadi pusat keramaian karena selain berburu takjil, pengunjung juga bisa bersantai menunggu waktu berbuka bersama keluarga di lingku-ngan yang nyaman.
Kawasan Pasar Fanindo juga mengalami lonjakan pengunjung. Setiap sore, area ini dipenuhi masyarakat yang berburu makanan dan minuman berbuka puasa, menye-babkan lalu lintas di sekitar pasar menjadi padat merayap.
Di kawasan Marina, bazar takjil berpusat di pertokoan Taman Niaga dan depan Perumahan Merlion. Suasana di lokasi ini tidak kalah ramai. Masyarakat memanfaatkan momen tahunan ini untuk menikmati suasana khas Ramadan sambil berburu makanan favorit mereka.
Menariknya, bazar takjil ini tidak hanya dikunjungi umat Islam yang tengah berpuasa, masyarakat dari berbagai latar belakang juga turut meramaikan suasana, membeli makanan dan minuman yang tersedia di lapak-lapak pedagang.
Salah satu pedagang di SP Plaza, Susan, mengaku senang dengan ramainya pembeli. ”Alhamdulillah, cukup ramai sepanjang Ramadan berjalan. Jualan laris manis. Saya biasanya jualan saat Ramadan saja. Saudara-saudara yang non-Muslim juga ikut memeriahkan bazar ini,” ujarnya.
Indah, seorang pengunjung yang datang bersama anaknya, mengapresiasi penyelenggaraan bazar takjil di Batuaji dan Sagulung. Ia menilai bazar tahun ini lebih tertata, dengan makanan yang bersih dan terkontrol.
”Alhamdulillah, sejauh ini semua aman. Saya setiap sore selalu keliling cari takjil dan semuanya bagus karena ada pengawasan dari pihak terkait,” katanya.
Keamanan di sekitar lokasi bazar juga menjadi perhatian. Pihak kepolisian turun langsung untuk memastikan ketertiban dan keamanan pengunjung. Kapolsek Batuaji, AKP Bimo, mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap aksi kejahatan. ”Jangan beri peluang bagi pelaku kejahatan. Pastikan kendaraan dan barang bawaan selalu dalam pengawasan,” pesannya.
Seiring dengan maraknya bazar makanan selama bulan suci Ramadan, diperlukan pengawasan terkait makanan yang dijajakan. Karenanya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam melalui puskesmas di setiap kecamatan secara rutin melakukan pengawasan terhadap jajanan takjil yang dijual di pasar-pasar. Langkah ini bertujuan untuk memastikan makanan yang dikonsumsi masyarakat aman dan bebas dari bahan berbahaya.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Batam, Didi Kusmarjadi, mengungkapkan, petugas puskesmas akan mengambil sampel makanan secara swadaya dan mengujinya menggunakan test kit khusus. ”Mereka membeli sampel lalu memeriksanya. Pengujian ini bertujuan untuk mendeteksi adanya bahan berbahaya seperti formalin, boraks, Rhodamin B, dan Methanil Yellow,” ujar Didi, Rabu (5/3).
Jika dalam pengujian ditemukan makanan yang mengandung zat berbahaya, Dinkes Batam akan memberikan pembinaan serta peringatan kepada pedagang agar tidak lagi menggunakan bahan tersebut. Namun, Didi juga mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada dalam memilih jajanan takjil yang akan dikonsumsi.
“Masyarakat harus lebih aware dan mengenali ciri-ciri makanan yang tidak aman. Jangan hanya tergiur dengan tampilan menarik atau harga murah,” tambahnya.
Ia menjelaskan bahwa pemeriksaan ini akan dilakukan secara rutin sepanjang Ramadan. Jika ada temuan yang mencurigakan, Dinkes Batam akan berkoordinasi dengan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk tindakan lebih lanjut.
“Kami ingin masyarakat bisa berbuka puasa dengan tenang dan sehat, tanpa harus khawatir dengan bahaya bahan tambahan yang tidak seharusnya ada dalam makanan,” tambahnya.
Beberapa puskesmas di Batam juga aktif melakukan pengawasan terhadap takjil yang dijual di wilayahnya. Kepala Puskesmas Lubukbaja, Fauzi, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan uji sampel di beberapa pasar takjil dan hasilnya sejauh ini masih aman.
“Hingga saat ini, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa takjil yang dijual masih dalam kategori aman. Namun, pengawasan ini akan terus kami lakukan secara berkala,” kata Fauzi.
Kepala Puskesmas Sekupang, Indriani Ningsih, juga mengon-firmasi bahwa pihaknya telah mengambil sampel makanan dari pedagang takjil di beberapa lokasi di wilayahnya. “Alhamdulillah, belum ditemukan bahan berbahaya dalam makanan yang diuji. Tapi kami tetap akan terus melakukan pengawasan untuk memastikan keamanan pangan bagi masyarakat,” ungkap Indriani.
Dinkes Batam mengingatkan masyarakat agar lebih cermat dalam memilih makanan berbuka puasa. Berikut beberapa ciri makanan yang berpotensi mengandung bahan berbahaya seperti formalin, biasanya digunakan untuk mengawetkan tahu, mi basah, ikan asin, dan daging olahan.
Ciri-ciri tekstur lebih kenyal dan keras, bau menyengat seperti antiseptik, serta rasa yang tidak alami. Lalu boraks, sering digunakan pada bakso, lontong, dan kerupuk untuk meningkatkan kekenyalan. Ciri-ciri tekstur lebih kenyal, warna lebih mengilap, dan rasa agak getir atau pahit.
Pewarna sintetis berbahaya (Rhodamin B & Methanil Yellow), biasanya digunakan dalam jajanan berwarna mencolok seperti sirup, cendol, dan kue. Ciri-ciri warna terlalu cerah, meninggalkan noda di tangan atau mulut setelah dikonsumsi.
”Masyarakat harus lebih peduli terhadap keamanan makanan yang dikonsumsi. Jangan hanya tergiur dengan harga murah atau warna yang mencolok, tapi pastikan makanannya aman,” tegasnya.
Selain melakukan pengawasan, Dinkes Batam juga akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pedagang mengenai bahaya penggunaan bahan tambahan yang dilarang dalam makanan. “Kami tidak hanya mengawasi, tetapi juga mengedukasi para pedagang agar tidak menggunakan bahan berbahaya dalam produknya. Harapannya, semua pihak bisa bekerja sama untuk menjaga keamanan pangan selama Ramadan,” ujar Didi.
Selain Dinas Kesehatan, Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Batam juga turut aktif dalam pengawasan takjil selama Ramadan. Kepala BPOM Batam, Mustofa Anwari, menyatakan pihaknya akan bekerja sama dengan Dinkes Batam untuk melakukan inspeksi langsung ke berbagai lokasi pedagang takjil di Kota Batam dan beberapa daerah lain di Kepulauan Riau.
”Kami menguji sampel makanan dan minuman secara langsung di beberapa lokasi pedagang takjil untuk memastikan apakah jajanan tersebut aman dikonsumsi,” ujar Mustofa.
Menurutnya, ada dua fokus utama dalam pengawasan pangan selama Ramadan, yakni memastikan keamanan pangan dan mengidentifikasi potensi penggunaan bahan berbahaya.
“Untuk itu, tim laboratorium keliling BPOM melakukan pengujian terhadap berbagai jenis takjil, khususnya untuk mendeteksi kemungkinan adanya zat berbahaya,” terangnya.
Pengawasan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam melindungi kesehatan masyarakat selama Ramadan, mengingat tingginya konsumsi jajanan takjil menjelang berbuka puasa. Meski demikian, pihak berwenang tetap mengimbau masyarakat untuk lebih teliti dalam memilih makanan dan minuman yang akan dikonsumsi.
Mustofa mengungkapkan beberapa ciri makanan yang mengandung zat berbahaya antara lain warna yang terlalu mencolok, tekstur yang tidak wajar, serta daya tahan yang jauh lebih lama dari makanan alami. “Jika masyarakat mencurigai adanya makanan yang mengandung bahan berbahaya, mereka bisa melaporkannya ke Dinas Kesehatan atau BPOM untuk ditindaklanjuti,” ujarnya.
Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Batam menyidak sejumlah makanan dan minuman yang dijual di bazar Ramadan di kawasan MTC Nongsa, Rabu (5/3) sore. Sidak bertujuan memastikan bahwa takjil yang dijual aman dikonsumsi.
Dari hasil uji laboratorium yang dilakukan di tempat, tidak ditemukan adanya kandungan bahan berbahaya dalam sampel makanan yang diuji. Hal itu dipastikan dari 25 sampel makanan dan minuman dari puluhan jajanan yang dijual, tidak ditemukan adanya kandungan bahan berbahaya seperti Rhodamin B, formalin, atau boraks.
Mustofa juga mengatakan dari 25 sampel makanan dan minuman diambil secara acak. Dipastikan keseluruhan hasil bebas dari bahan-bahan berbahaya. “Kami lakukan uji kimia dari 25 sampel makanan yang diambil acak. Hasilnya negatif mengandung bahan-bahan berbahaya,” jelas Mustofa.
Dikatakannya, pemeriksaan makanan dan minuman di bazar Ramadan adalah yang pertama di tahun ini. Kegiatan tersebut dilakukan bersama Dinas Kesehatan dan Pramuka Kota Batam. Sidak semacam ini juga dilakukan serentak di daerah lain, termasuk Karimun, sebagai langkah preventif untuk melindungi masyarakat dari konsumsi makanan berbahaya.
“Ini merupakan pengecekan di awal Ramadan. Kami juga akan melakukan pengecekan lanjutan di pertengahan dan akhir Ramadan, serta di sentra-sentra takjil lainnya,” tambah Mustofa.
Menurutnya, kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen BPOM dalam menjaga keamanan pangan bagi masyarakat. Khususnya selama bulan suci Ramadan, saat konsumsi makanan dari luar rumah meningkat.
“Tujuan kegiatan ini, untuk memastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi masyarakat aman. Karena kita dan semuanya berhak untuk mendapat makanan yang aman,” sebutnya.
Selain melakukan pengawasan langsung, Mustofa juga mengimbau masyarakat agar lebih selektif dalam membeli makanan yang dijajakan di pasar takjil. (*)
Reporter : Yashinta – Azis Maulana – Rengga Yuliandra – Eusebius Sara
Editor : RYAN AGUNG