Buka konten ini
AS Roma telah absen dalam Liga Champions selama enam musim terakhir. Musim ini, AS Roma ”hanya” berlaga di Liga Europa. Meski begitu, alumnus Giallorossi –sebutan AS Roma – jadi penghias first leg 16 besar Liga Champions, Kamis (6/3).
Di balik kemenangan 1-0 yang diraih Liverpool FC (LFC) maupun FC Barcelona kemarin, performa gemilang ditampilkan kiper masing-masing, Alisson Becker dan Wojciech Szczesny. Ali dan Woja –sapaan akrab Szczesny– notanebe merupakan dua portiere (kiper) yang pernah satu tim di Trigoria, kamp latihan AS Roma.
Ali melakukan sembilan kali penyelamatan dari total 27 kali menghadapi tembakan para pemain Paris Saint-Germain di Parc des Princes, Paris. Sementara Woja mencatat delapan kali penyelamatan dari 26 kali tembakan lawan. Berkat aksi Woja, Barca yang bermain dengan 10 orang sejak menit ke-22 mampu mengalahkan SL Benfica di Estadio da Luz, Lisbon.
Sukses mempertahankan gawang tanpa kebobolan, Ali dan Woja diganjar predikat player of the match. “Dia (Pedri, gelandang Barca, red) yang sering merebut trofi ini. Kali ini, aku ingin mengambil jatahnya,” canda Woja kepada Movistar+.
’”Aku sangat menyukai penyelamatan karena penting untuk tidak kebobolan (saat bermain tandang dalam dua leg fase knockout, red),’” tambah kiper 34 tahun berkebangsaan Polandia itu.
Sejak direkrut Barca pada 2 Oktober 2024 karena cedera panjang Marc-Andre ter Stegen, Woja mencatat delapan kali nirbobol dalam 14 laga. Nirbobol kemarin jadi kali pertama ditorehkannya di Liga Champions bersama Barca. Selama 14 laga bersama Woja, Barca juga tidak pernah kalah.
Untuk Ali, baru kali ini dia bisa mencatatkan nirbobol di kandang lawan dalam fase knockout Liga Champions bersama LFC. “Penampilan terbaikku sepanjang hidupku,’’ ucap kiper nomor satu timnas Brasil itu kepada Daily Mail. Meski begitu, Ali enggan menganggap keberhasilannya itu karena dirinya sendiri. ’”Semua upaya dari tim ini yang membuat pekerjaanku makin mudah,’’ lanjutnya.
Penampilan apik Ali dan Woja sukses menutupi inferiornya permainan Barca LFC. The Reds –julukan LFC– lebih banyak ditekan oleh PSG dan kalah penguasaan bola (33 persen berbanding 67 persen). Itu masih ditambah dianulirnya gol PSG oleh winger Khvicha Kvaratskhelia pada babak pertama.
Sementara gara-gara kalah jumlah pemain, penguasaan bola Barca hanya 42 persen. Jumlah tembakan pun tidak separo dari Benfica atau 5 berbanding 8. Barca pun mengulang sukses pernah mengalahkan Benfica di Da Luz dalam fase league dengan skor 5-4 (22/1). “Aku lebih suka skor 1-0 ketimbang 5-4 karena sebagai pemain bertahan, saya selalu menginginkan nirbobol,” kata bek kanan Barca Jules Kounde kepada Mundo Deportivo. (***)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO