Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Persoalan sampah masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah yang belum terselesaikan. Di Jakarta, misalnya, 7.462 ton dari 8.607 ton sampah dibuang ke gunung sampah Bantargebang yang sudah setinggi 50 meter. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) berkolaborasi memanfaatkan teknologi radiasi untuk me-ngolah sampah, khususnya plastik.
Lewat teknologi radiasi terkini, sifat plastik bisa dimodifikasi sehingga menjadi produk baru. Programme Management Officer IAEA Denis Subbotnitskiy mengatakan, teknologi radiasi memungkinkan modifikasi sifat plastik. “Sehingga dapat digunakan kembali dalam produk industri dengan nilai tambah yang lebih tinggi,” katanya di kantor BRIN Jakarta, Kamis (18/2).
Metode berbasis radiasi itu tidak hanya mengatasi keterbatasan daur ulang konvensional. Tetapi, juga mengurangi ketergantungan pada aditif kimia berbahaya dan menekan konsumsi energi dalam proses daur ulang. Inovasi pemanfaatan teknologi radiasi untuk mengatasi sampah plastik itu mempunyai kode proyek RAS1031.
Proyek RAS1031 memasuki fase kedua pada 2024–2025. Proyek tersebut melibatkan 16 negara dengan lima negara percontohan. Yakni, Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand, dan Tiongkok. Indonesia dan Filipina telah mencapai kesiapan teknologi atau technology readiness level (TRL) 4 pada 2024. “Yang menandakan kesiapan teknologi ini untuk diuji lebih lanjut dalam skala industri,” tambah Subbotnit-skiy.
Proyek RAS10131 di Indonesia dilaksanakan lewat kolaborasi antara IAEA, BRIN, dan PT Viro. Kolaborasi itu telah menghasilkan pengembangan komposit kayu-plastik berbasis teknologi radiasi. Subbotnitskiy mengatakan, proyek tersebut memasuki fase ketiga pada 2026–2027 dengan target mencapai technology readiness level (TRL) 6. Artinya, teknologi itu dapat diterapkan dalam skala industri penuh.
Plt Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN Anugerah Widiyanto menuturkan, proyek tersebut tidak hanya berfokus pada energi nuklir, tetapi juga pemanfaatan nuklir untuk berbagai sektor, termasuk industri dan lingkungan. “Fase 2 proyek RAS1031 ini ditargetkan selesai pada 2025 dan menuju ke tahap komersialisasi,” ujarnya.
Anugerah mengatakan, mereka memainkan peran strategis dalam pengembangan teknologi radiasi untuk mengo-lah limbah plastik menjadi material industri bernilai tinggi. Hasil riset terbaru yang telah diuji bersama mitra industri menunjukkan potensi besar untuk ditingkatkan ke skala komersial.
Menurut dia, teknologi radiasi menawarkan solusi yang dapat mengatasi permasalahan limbah plastik serta menjadikan limbah sebagai bahan baku potensial bagi industri dan mendukung pengembangan ekonomi sirkuler. “Kolaborasi riset dan inovasi teknologi radiasi untuk modifikasi polimer perlu terus didorong,” katanya. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO