Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Pemerintah kembali meluncurkan program baru untuk rakyat. Namanya Cek Kesehatan Gratis, disingkat CKG. Kemarin program ini diluncurkan di 14 titik. Sejumlah menteri dan wakil menteri mengawal lang-sung pelaksanaan program perdana itu.
Program CKG diperuntukkan warga yang sedang berulang tahun.
Mereka bisa memeriksaan kesehatan secara gratis di puskesmas. Layanan kesehatan yang bisa didapatkan mulai pemeriksaan tekanan darah hingga gigi. Untuk tahap awal, program ini hanya diberikan kepada mereka yang berusia 0 sampai 6 tahun dan 17 tahun ke atas. Ke depan,
Poppy Ramadhani, 30, salah satu peserta CKG di Puskesmas Ciater, mengatakan bahwa proses pendaftaran sangat mudah. Perempuan yang berulang tahun setiap 7 Februari ini tak perlu menunggu lama untuk mulai cek kesehatannya. “Tadi itu cek tensi,terus tinggi badan, berat badan, lalu cek gula darah. Lalu setelah itu kita disuruh masuk ke dalam ruangan dokter, kita dicek bagian badan kita. Seperti pernapasan, terus keadaan perut. Setelah itu dianjurkan ke klinik bagian gigi. Baru setelahnya ke bagian pemeriksaan leher rahim,” paparnya.
Dari hasil pemeriksaan singkat tersebut, dia dinyatakan sehat. Poppy hanya dianjurkan untuk scalling gigi. “Awal cemas degdegan. Takut sakit apa gitu kan. Tapi setelah lihat hasilnya alhamdulillah semua normal,” pungkasnya.
Direktur Jenderal Kesehatan Primer Kemenkes Maria Endang Sumiwi mengatakan, target jangkauan CKG adalah 80 persen dari populasi. ”Tapi kita lihat animo masyarakat karena baseline-nya 50 persen,” kata Maria saat mengunjungi Puskesmas Tanah Abang, Jakarta, kemarin.
Endang berharap target itu terpenuhi. Dengan begitu, semua warga bisa tahu kondisi kesehatan masing-masing. “Semua yang dicek sekarang sebetulnya adalah penyakit yang efek ke depannya bisa kita cegah,” ucap Endang. Jika potensi penyakit terdeteksi secara dini, efek ke depannya bisa dikendalikan.
Endang mengakui bahwa kemampuan puskesmas di Indonesia beragam. Namun, sudah 50 persen puskesmas bisa melakukan skrining seperti yang dipaketkan dalam CKG. Pemerintah pusat akan bekerja sama dengan dinas kesehatan pemda untuk memetakan masalah.
Misalnya, ketika satu puskesmas belum bisa melakukan salah satu tes dalam CKG, pemeriksaan akan dioper ke puskesmas lain. Yang mengatur adalah dinas kesehatan. “Misal harus pemeriksaan fungsi ginjal, itu baru 50 persen puskesmas yang bisa. Yang tidak bisa bagaimana? Nanti dirujuk ke puskemas selanjutnya. Itu dinas yang mengatur,” ungkapnya.
Kemenkes sudah memiliki anggaran untuk melengkapi alat-alat di puskesmas. Targetnya dalam tiga tahun ke depan seluruh puskesmas memiliki alat skrining yang lengkap. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : RYAN AGUNG