Buka konten ini
SYDNEY (BP) – Laga UFC 312 yang digelar di Qudos Bank Arena, Sydney, Australia, menyajikan pertarungan luar biasa antara Dricus du Plessis dan Sean Strickland dalam upaya memperebutkan gelar juara Middleweight UFC.
Du Plessis yang merupakan pemegang gelar juara berhasil memenangkan pertandingan, meskipun tidak semuanya berjalan sesuai rencana, du Plessis mampu memperta-hankan gelar juaranya, dan mencatatkan kemenangan kedua atas Strickland dengan keputusan juri yang cukup meyakinkan.
Pertarungan ini berlangsung ketat dan seru, kedua petarung saling memberikan perlawanan sengit. Sean Strickland, mengandalkan jab yang kuat dan konsisten, namun Dricus du Plessis berhasil menyesuaikan taktik dengan lebih banyak menyerang dan menyambungkan pukulan-pukulan keras yang memberikan dampak besar. Du Plessis, yang telah berjanji untuk mencari KO pada laga ini gagal mencapai-nya, namun ia tetap tampil dominan sepanjang lima ronde.
“Saya sudah katakan pada kalian, saat saya masuk ke sini, saya akan mencoba memberikan KO atas pria ini. Untuk mencetak KO atas dirinya hampir tidak mungkin. Saya telah memberikan segalanya. Saya minta maaf karena tidak bisa mengalahkannya. Sean adalah binatang yang luar biasa dan ia layak mendapatkan semua hype yang ada,” ucap du Plessis usai pertandingan.
Pertandingan kali ini memiliki kesamaan dengan pertarungan pertama mereka, di mana Strickland tampil lebih bertahan dengan jab dan du Plessis membalas dengan pukulan keras. Namun, kali ini ada perbedaan signifikan, dimana Strickland tampak tidak terlalu banyak menyerang, memberi kesempatan bagi du Plessis untuk memanfaatkan serangan-serangan yang lebih agresif.
Di ronde keempat, momentum berbalik setelah du Plessis melepaskan sebuah pukulan kanan keras yang mematahkan hidung Strickland. Melihat lawannya yang sedang kesakitan du Plessis dengan cepat mengejar kesempatan untuk menyelesaikan laga, namun ia mengakui bahwa keinginannya untuk mengakhi-ri pertarungan justru hampir menjadi bumerang.
“Saya mungkin akan dihukum untuk yang satu itu oleh pelatih saya, begitu saya melihat dia memegang hidungnya, itu membuat saya terguncang. Saya menjadi sedikit terlalu bersemangat. Tapi saya belajar untuk tetap tenang dan me-ngatur kembali permainan saya,” kata du Plessis
Saat laga memasuki ronde kelima, pelatih Strickland mengingatkan bahwa kemena-ngan hanya bisa diraih dengan penyelesaian. Namun, Strickland tampak tidak mampu keluar dari permainan berta-hannya. Du Plessis terus menyerang dengan tendangan ke kaki dan tubuh, serta kombinasi pukulan tinju yang tepat sasaran.
Dengan hanya satu menit tersisa, du Plessis melepaskan sebuah tendangan kepala yang mematikan yang membuat Strickland terjatuh dan tidak mampu bangkit lagi. Dengan tendangan yang indah dan sangat tepat, du Plessis meng-amankan kemenangan dan mempertahankan gelar juara Middleweight UFC untuk kedua kalinya secara beruntun.
Setelah pertarungan, Sean Strickland tidak memberikan alasan dan justru memberikan penghormatan kepada du Plessis atas kemenangannya.
“Saat dia mematahkan hidung saya, saya merasa kesakitan. Saya mengembalikannya ke tempatnya. Saya terus berjuang. Orang Afrika Selatan itu adalah petarung yang hebat. Dia menendang pantat saya de-ngan jujur dan adil. Pujian untuknya,” ungkap Strickland yang menerima kekalahannya.
Petarung berusia 31 tahun itu menang dengan Unanimous Decision dengan skor 50-45, 50-45, dan 49-46. Kemenangan ini membuat Dricus du Plessis mencatatkan rekor 23-2 dalam karier UFC-nya dan membuktikan bahwa dirinya layak menjadi juara bertahan Middleweight.
Setelah kemenangannya, du Plessis mengungkapkan ambisinya untuk terus naik pe-ringkat di UFC, dengan menan-tang juara light heavyweight, Alex Pereira. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO