Buka konten ini
TANJUNGPINANG (BP) – Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Bintan Wilayah Tanjungpinang atau BP Tanjungpinang menggelar peletakan batu pertama pembangunan pergudangan dan penyimpanan ikan di kawasan Dompak, Senin (3/2).
Kepala BP Tanjungpinang, Cokky Wijaya Saputra, mengatakan pihaknya berkomitmen untuk terus mengembangkan kawasan Free Trade Zone (FTZ) Tanjungpinang dengan mendatangkan investor.
Menurut Cokky, peletakan batu pertama ini dalam rangka penanaman modal mendukung masuknya investasi khusus di kawasan FTZ Tanjungpinang yakni di Dompak.
”Insya Allah 2025 ini, kami bergerak lebih cepat untuk kegiatan investasi di kawasan FTZ Tanjungpinang. Salah satunya kawasan pergudangan di Dompak,” katanya.
Cokky mengungkapkan, selain pergudangan dan penyimpanan ikan di kawasan FTZ Dompak, dalam waktu dekat, akan menyusul dimulainya kegiatan investasi seperti pengelolaan biji plastik dan pembangunan swalayan.
Cokky berharap, mulai tahun 2025 ini hingga menuju Indonesia Emas nanti, seluruh kawasan Tanjungpinang bisa menjadi lebih maju dan berkembang.
”Dengan adanya BP Tanjungpinang yang memiliki tugas dan fungsi, minimal setiap tahun kami akan kami bawa pengusaha lokal, nasional maupun investor asing masuk ke Tanjungpinang,” tegasnya.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Kepri yang juga Sekretaris Dewan Kawasan Batam, Bintan dan Karimun, Luki Zaiman Prawira, mengatakan saat ini masih banyak investor yang mulai dan berniat melakukan investasi dalam bentuk pembangunan fisik.
”Alhamdulillah pada hari ini kita sudah melaksanakan peletakan batu pertama untuk salah satu pembangunan dari pihak swasta,” katanya.
Luki berharap kawasan FTZ Dompak Tanjungpinang yang telah diberikan fasilitas oleh negara itu, akan terus menjadi daya tarik oleh investor baik dari dalam dan luar negeri.
”Dampaknya ke depan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan menyerap tenaga kerja, kita doakan semoga pembangunan ini sukses dan berjalan lancar,” harapnya.
Sementara itu, Heng Lie, pelaku usaha bisnis ikan kering mengungkapkan, bahwa pembangunan pergudangan dan penyimpanan ikan tersebut akan dilakukan secara bertahap.
”Luas bangunan sebesar 18×24 meter persegi, termasuk nanti ada fasilitas pendukung seperti tempat tinggal karyawan,” ungkap Heng Lie.
Heng Lie berharap investasi yang menelan dana sekitar Rp5,3 miliar ini sebagai ekspansi usahanya itu dapat berjalan lancar dan sukses ke depannya.
”Jadi saya melihat lokasi ini dekat dengan sentra pemasok bahan baku ikan laut yang berasal dari sejumlah pulau-pulau sekitar,” jelasnya. (*)
Reporter : YUSNADI NAZAR
Editor : ANDRIANI SUSILAWATI