Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Kinerja Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam 100 hari pertama menunjukkan nilai positif. Berbagai kebijakan untuk mencapai target konektivitas transportasi, peningkatan keselamatan dan pelayanan transportasi mengalami kemajuan. Salah satu yang menonjol, keberhasilan angkutan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
Pada awal pemerintahan, Menhub Dudy Purwagandhi melakukan terobosan sektor transportasi. Yakni dengan direct train atau kereta api tanpa transit Stasiun Gambir, Jakarta- Stasiun Tawang, Semarang. Direct train ini memberikan alternatif moda transportasi Jakarta-Semarang dengan lebih cepat. Sebab, mampu memangkas waktu perjalanan menjadi lebih cepat antara 15 menit hingga 20 menit perjalanan.
Dudy menuturkan bahwa direct train yang diluncurkan pada 16 Desember hingga 17 Desember untuk mendukung angkutan Nataru. ”Hasil pelak-sanaan direct train tersebut akan dievaluasi pada pelaksanaan layanan, sekaligus melihat animo masyarakat,” paparnya.
Bila menunjukkan hasil yang baik, direct train ini kemungkinan akan dilanjutkan seterusnya paska Nataru. Dia mengatakan, direct train diharapkan meningkatkan konektivitas antarkota yang lebih intens. ”Sehingga, sektor pariwisata, UMKM, dan bisnis bisa semakin terangkat,” lanjutnya.
Selama Nataru, Kemenhub juga terbilang mulus dalam melakukan pengaturan. Terdapat sejumlah kebijakan bersama dengan stakeholder saat Nataru, untuk di moda darat di antaranya contraflow, kantong parkir dan buffer zone pelabuhan, serta kategorisasi antrean pelabuhan.
Pada moda laut, kapal navigasi dan patroli disiagakan mengantisipasi kondisi darurat. Serta untuk moda udara dilakukan penghimpunan informasi aktivitas kemacetan trafik menuju bandara dan dampak aktivitas vulkanik.
Berbagai pengaturan itu sesuai data Kemenhub, mampu menurunkan angka kecelakaan menjadi 3.434 kecelakaan atau turun 13,81 persen dibanding Nataru tahun sebelumnya dengan angka 3.984 kecelakaan. Tak hanya itu, kecepatan rata-rata di Jalan Tol Japek juga meningkat dari semula 77,23 kilometer perjam menjadi 80,03 kilometer perjam. ”Angka kecelakaan turun, tapi rata-rata kecepatan kendaraan saat arus mudik Nataru meningkat,” papar Dudy.
Bahkan, keberhasilan pengaturan angkutan Nataru tersebut diperkuat dengan hasil survei nasional tingkat kepuasan pengguna transportasi. Survei ini diselenggarakan Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada.
Hasilnya, secara umum jumlah responden yang menjawab puas dan sangat puas mencapai 86 persen terhadap pengaturan moda transportasi pada Nataru 2024-2025. Adapun Indeks Kepuasan Pengguna Transportasi mencapai nilai 4.39 atau 88,28 persen dari skor maksimum yang berada pada kategori sangat puas. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO