Buka konten ini
Di era digital saat ini, para pelaku usaha mau tidak mau harus mengikuti zaman yaitu wajib melek digital. Salah satunya, bagi pelaku pembuatan undangan konvensional yang saat ini masih eksis. Dengan gempuran undangan digital yang lebih murah dan sangat mudah dibuat dengan hanya menggunakan telepon pintar dan aplikasi, undangan konvensional tetap memiliki banyak peminatnya.
Irsana salah satu pelaku usaha pembuatan undangan konvensional atau manual yang masih eksis sampai saat ini di Karimun. Dirinya mengisahkan, bahwa tantangan digital saat ini harus menguras otak untuk tetap eksis membuat undangan secara konvensional atau manual.
”Alhamdulillah, walaupun omzet sangat turun drastis dibandingan 8 tahun lalu. Ditambah, terjadi pandemi Covid-19 lalu lebih parah lagi, disitulah mulai muncul undangan digital hingga sekarang,’’ kata Irsana, Kamis (30/1).
Ia mengatakan, masih bertahannya undangan konvensional dengan harga yang terjangkau dikarenakan proses pembuatan undangan yang harus mengikuti zaman. Sebab, apabila tidak mengikuti zaman akan tertinggal secara otomatis yang berdampak akan tutup usaha undangan itu sendiri.
Mengingat dirinya harus memenuhi user (pemakai/pemesan) yang memesan undangan dan model desain undangan yang harus tetap berbeda dari undangan yang lainnya. Sehingga, bisa sebagai modal untuk tetap eksis dalam menghadapi tantangan undangan digital yang sangat mudah dibuat oleh siapapun.
”Kuncinya, desain yang harus tampil beda. Banyaklah, user yang minta begitu begini. Padahal kita sudah desain dahulu, tapi mau tidak mau harus kita sesuaikan permintaanya,’’ ungkap Umi panggilan akrabnya.
Dengan mempertahankan permintaan pemesan, pihaknya hingga saat ini masih eksis pembuatan undangan konvensional. Seperti, undangan pernikahan, stiker, spanduk, surat yasin, menu makanan dan sebagainya.
Selain itu, bahan pembuatan undangan konvensional yang harus diperhitungan setiap waktunya. Mengingat, harga bahan pembuatan undangan konvensional selalu terjadi kenaikan yang akan berdampak terhadap harga penjualan itu sendiri.
Sehingga, harus banyak mencari informasi harga bahan pembuatan undangan konvensional. Mengingat, Karimun adalah daerah kepulauan yang secara otomatis harga sangat berpengaruh dibandingan daerah daratan.
Maka itulah, harus pintar mensiasati untuk mempertahankan para pelanggan yang sudah berlangganan sampai saat ini.
”Suatu saat nanti kita juga akan beralih ke undangan digital, tapi untuk sekarang masih dapat bertahan dan paling penting tidak lari langganan untuk tetap memesan undangan maupun yang lainnya,’’ tutupnya. (***)
Reporter : TRI HARYONO
Editor : IMAN WACHYUDI