Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Pelaku kawasan Industri berharap pertumbuhan bisnis kawasan industri akan berkembang seiring dengan prediksi pertumbuhan ekonomi global di kisaran 4,9 hingga 5,2 persen pada 2025. Kesempatan bisnis kawasan industri untuk berkembang akan berjalan seiring meningkatnya aktivitas investasi dan dukungan kebijakan pemerintah yang tepat sasaran.
Di samping kawasan industri yang dikembangkan swasta, kawasan industri di bawah naungan holding BUMN Danareksa, yakni Danareksa Industrial Park, dilaporkan punya catatan positif. Total nilai investasi yang dikantongi sebesar 10 miliar dolar AS (USD) atau sekitar Rp162 triliun.
Corporate Secretary and CSR Holding BUMN Danareksa Agus Widjaja membeberkan, Danareksa Industrial Park mencakup tujuh kawasan industri. Yaitu, PT Kawasan Industri Medan, PT Kawasan Berikat Nusantara, PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, PT Kawasan Industri Terpadu Batang, PT Surabaya Industrial Estate Rungkut, dan PT Kawasan Industri Makassar.
”Sebagai holding transformasi dan investasi, kami mempersiapkan Danareksa Industrial Park untuk menjadi gerbang investasi manufaktur global dengan mengintegrasikan pengembangan kawasan industri yang modern, smart, and green dengan didukung oleh infrastruktur penunjang dan konektivitas terlengkap,” ujar Agus.
Dia menambahkan, PT Danareksa terus mendorong transformasi tujuh kawasan industri di holding BUMN Danareksa. Tujuannya, memperkuat peran strategis sebagai salah satu katalisator dalam mendukung hilirisasi dan penyerapan tenaga kerja.
”Dengan total luas lahan 7.855 hektare, Danareksa Industrial Park menjadi kawasan industri milik BUMN yang terbesar di Indonesia dan siap mendukung program hilirisasi serta pengembangan industri berorientasi ekspor,” tambah Agus.
Terkait proyeksi kawasan industri pada 2025, Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI) Sanny Iskandar meramalkansektor bisnis data center masih akan menjadi salah satu penopang utama bisnis kawasan industri. ”Meningkatnya digitalisasi dan kebutuhan akan penyimpanan data yang aman dan efisien akan memengaruhikebijakan pemerintah terkait transformasi digital serta pertumbuhan layanan cloud computingdane-commerce,” ujar Sanny.
Menurut dia, keberhasilan industri data center berkembang pesat di Indonesia didukung oleh masuknya investasi asing serta tingginya kebutuhan domestik. Meski ramai peminat, sektor tersebut juga menghadapi tantangan terkaitketersediaan energi listrik yang besar dan stabil serta suplai air untuk pendinginan (cooling system).
”Kawasan industri yang mampu menyediakan kebutuhan infrastruktur dan utilitas pendukung secara memadai akan menjadi pilihan utama bagi investor,” tegas Sanny.
Selain data center, dia meramalkan sektor seperti kendaraan listrik (EV), farmasi, makanan minuman, consumer goods,dan logistik berpeluang menjadi kontributor utama penjualan lahan. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : RYAN AGUNG