Buka konten ini
Unit Reskrim Polsek Lubukbaja menangkap tiga pelajar jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) berinisial CM, AR, dan NS. Ketiga remaja berusia 16 tahun ini menjambret pengendara motor di Jalan Yos Sudarso atau tepatnya di depan kawasan Baloi Kolam.
Kanit Reskrim Polsek Lubukbaja, Iptu Noval Adimas, menga-takan, penjambretan tersebut dilakukan para pelaku pada Jumat (24/1) sekitar pukul 02.00 WIB.
“Pelaku menarik tas pengenda-ra motor yang dikendarai pasangan suami istri,” ujarnya, Rabu (29/1).
Noval menjelaskan, penangkapan pelaku dilakukan setelah menerima laporan korban. Selain kehilangan tas berisikan ponsel, korban juga mengalami luka-luka akibat terjatuh dari motor.
“Korban saat itu hendak pulang ke rumahnya di Seraya. Motor korban dipepet pelaku yang juga menggunakan motor dan berboncengan tiga,” katanya.
Ketiga pelaku ditangkap di kediamannya di kawasan Tanjungsengkuang, Batuampar pada Selasa (28/1) malam. Kepada polisi, pelaku mengaku nekat menjambret karena dipengaruhi minuman beralkohol.
“Pelaku masih duduk di kelas 1 SMA. Setelah minum arak (alkohol), pelaku melancarkan aksinya,” ungkap Noval.
Dalam kasus ini, polisi turut mengamankan barang bukti berupa 3 unit ponsel, dan motor trail yang digunakan pelaku untuk menjambret. “Hasil tindak pidana dibagi rata bertiga oleh pelaku anak yang berhadapan dengan hukum,” terang Noval.
Dengan adanya kejadian ini, Noval mengimbau para pengendara untuk meningkatkan kewaspadaan saat malam hari.
“Tetap waspada. Jika menggu-nakan tas, jangan menarik perhatian, karena bisa mengundang niat pelaku kejahatan,” tutupnya.
Kasus anak berhadapan dengan hukum semacam ini harus jadi perhatian semua pihak agar jumlahnya tak terus bertambah.
Untuk diketahui, kasus kejahatan yang dilakukan anak di Batam setiap tahunnya meningkat. Belum genap dua pekan, dua remaja berusia 16 tahun menghabisi nyawa teman sebayanya menggunakan pisau, dan jasad korban dibuang ke danau.
“Tingkat kriminalitas anak setiap tahunnya meningkat,” ujar Sekretaris LPA Batam, Erry Syahrial, Rabu (15/1) lalu.
Menurut Erry, saat ini kesehatan anak-anak memang terancam. Sebab, dipengaruhi banyak faktor, salah satunya ponsel dan internet maupun pergaulan, termasuk minuman keras.
“Ada istilah anak nakal, melakukan pelanggaran norma yang dipengaruhi internet dan ponsel. Dari anak nakal yang tidak juga dibina ini, akan timbul anak berbuat kriminal,” katanya.
Erry menjelaskan dengan adanya kasus ini dibutuhkan peran seluruh pihak. Perhatian tersebut berupa pembinaan di lingkungan dan sekolah. “Jangan salahkan anak juga, tapi bagaimana orangtua, pemerintah mencegahnya. Perhatian masih kurang, sedangkan tantangan anak ke depan sangat besar,” ungkapnya. (***)
Reporter : YOFI YUHENDRI
Editor : RATNA IRTATIK