Buka konten ini
LUBUKBAJA (BP) – Vihara Budhi Bhakti di Jalan Pembangunan, Lubukbaja, mulai semarak menyambut Tahun Baru Imlek yang jatuh pada 29 Februari 2025 mendatang. Berbagai hiasan khas Imlek telah dipasang untuk mempercantik vihara dan menciptakan suasana perayaan yang meriah.
Pantauan di lokasi menunjukkan puluhan dupa raksasa dibakar di halaman depan vihara, menebarkan aroma harum yang menambah kekhidmatan suasana. Masyarakat Tionghoa mulai memadati vihara untuk memanjatkan doa dan mengikuti berbagai kegiatan keagamaan.
Koordinator Vihara Budhi Bhakti, Andris, me-ngatakan, pihaknya telah mempersiapkan berbagai rangkaian acara untuk menyambut Imlek.
”Setiap tahun kami mengadakan sembahyang bersama untuk berdoa kepada para dewa,” ujarnya, Jumat (24/1).
Rangkaian kegiatan dimulai dengan sembah-yang bersama menjelang malam Tahun Baru Imlek, dilanjutkan dengan tradisi pemberian angpao kepada anak-anak, serta pertunjukan seni dan budaya Tionghoa.
“Imlek bukan hanya untuk beribadah, tetapi juga momen kebersamaan dengan keluarga dan berbagi kebahagiaan. Kami berharap seluruh masyarakat, baik yang beragama Buddha maupun non-Buddha, dapat merasakan sukacita perayaan ini,” tambah Andris.
Andris menjelaskan bahwa dupa atau hio yang dibakar di vihara dimiliki oleh individu maupun kelompok. Dupa dengan tinggi sekitar 1 hingga 2 meter ini dipercaya mampu membuang energi buruk dan membawa keberuntungan di tahun mendatang.
“Dupa biasanya dibakar menjelang Imlek sebagai simbol membersihkan diri dari hal-hal buruk,” ungkapnya.
Ia juga memperkirakan bahwa dua hari menjelang Imlek, Vihara Budhi Bhakti akan semakin ramai dikunjungi umat yang ingin bersembahyang kepada para dewa.
“Kami terbuka untuk umum. Agama lain yang ingin melihat atau merasakan suasana Imlek juga dipersilakan untuk datang ke sini,” imbuh Andris.
Handoko, warga Baloi yang datang bersama keluarganya, mengaku rutin sembahyang di vihara menjelang Imlek. ”Kami datang untuk berdoa kepada para dewa, sekaligus memohon keberkahan untuk tahun baru,” katanya.
Perayaan Imlek di Indonesia dikenal dengan tradisi yang sarat makna. Membersihkan dan menghias rumah dengan ornamen berwarna merah dilakukan sehari sebelum Imlek untuk mengusir energi negatif dan mengundang keberuntungan. Pembersihan rumah pada hari Imlek sendiri dianggap tabu karena diyakini dapat menghilangkan keberuntungan.
Selain itu, pemberian angpao atau amplop merah berisi uang juga menjadi tradisi populer. Amplop ini diberikan oleh individu yang sudah menikah kepada anak-anak atau yang belum menikah sebagai simbol doa dan harapan baik.
Tarian barongsai juga menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Imlek. Pertunjukan ini dipercaya mampu me-ngusir roh jahat dan membawa keberuntungan. Suara petasan yang menyertai barongsai dianggap efektif mengusir ener-gi negatif dan mengundang hal-hal baik.
Di Batam, perayaan Imlek selalu berlangsung meriah, dengan ribuan umat Buddha memadati vihara untuk sembah-yang dan mengikuti rangkaian acara. Vihara Budhi Bhakti, sebagai salah satu vihara tertua di Batam, menjadi pusat kegiatan keagamaan dan budaya selama perayaan ini. (*)
Reporter :Yashinta
Editor : RATNA IRTATIK