Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Presiden Prabowo Subianto berencana memperluas cakupan program makan bergizi gratis (MBG). Tapi, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan pemerintah fokus pada sasaran tertentu untuk meningkatkan gizi.
Presiden Prabowo Subianto, Rabu (22/1), menilai jalannya program MBG sejauh ini cukup baik. Hingga saat ini, setidaknya sudah ada 650 ribu anak-anak di 31 provinsi yang menikmati program tersebut.
Prabowo menegaskan, cakupan MBG akan diperluas. Untuk Januari sampai April 2025, pihaknya menargetkan MBG bisa menyasar 3 juta anak. Kemudian, April–Agustus menjadi 6 juta anak serta September mencapai 15 juta anak.
”Akhir 2025 target kita adalah semua anak bisa dapat MBG,” ujarnya dalam sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan Jakarta, kemarin.
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengatakan, harapan presiden agar MBG mencakup semua anak sebanyak 82,9 juta pada 2025 sudah disiapkan, termasuk anggarannya. Sesuai dengan hitungannya, jika itu dilakukan mulai September, dibutuhkan tambahan anggaran Rp100 triliun.
”Tapi, kalau misalnya dikejar bertahap mulai Oktober–November, bisa kurang dari itu. Sementara, jika tahun depan ingin menjangkau 82,9 juta anak bulan Januari ke Desember, dibutuhkan Rp400 triliun,” katanya.
Dadan memastikan BMG sepenuhnya dibiayai APBN. Kalaupun ada bantuan CSR (corporate social responsibility) atau asing, itu terbatas pada bantuan peralatan.
Pada kesempatan terpisah, Ketua IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso SpA(K) mengapresiasi niat pemerintah untuk mencukupi nutrisi anak-anak sekolah lewat MBG.
”Namun, jangan sampai lupa, MBG ini awalnya fokus di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar),” ujarnya.
Untuk itu, dia mengingatkan agar program MBG jangan sampai diberikan kepada anak-anak yang lebih mampu secara ekonomi. Dia juga meminta pelaksanaan di lapangan dikawal ketat. Tujuannya agar tidak salah sasaran.
”Saya kira program ini tidak cukup pada anak sekolah,” ucapnya.
Piprim mengingatkan perlunya fokus pada 1.000 hari pertama kehidupan. Sebab, fase ini penting untuk menga-tasi malanutrisi yang bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : RYAN AGUNG