Buka konten ini
KARIMUN (BP) – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Mulia yang mengolah dan mendistribusikan air bersih ke pelanggan belum bisa berbuat maksimal tahun ini untuk meningkatkan pelayanan air bersih. Pasalnya, tidak ada anggaran dari pusat yang didapat tahun ini.
’’Memang, untuk revitalisasi jaringan pipa air yang kita kelola ini dan sekaligus menambah jaringan pipa baru butuh biaya besar. Sebagai contoh, hasil pemetaan yang sudah kita lakukan untuk mengganti seluruh jaringan pipa lama sepanjang 10 Km. Biaya yang dibutuhkan sekitar Rp21 miliar,’’ ujar Direktur Utama Perumda Tirta Mulia Kabupaten Karimun Herry Budiarto, Rabu (22/1).
Sudah coba diusulkan ke pusat, tambahnya, untuk menÂdapatkan alokasi dari APBN tahun ini, namun belum terealisasi. Sehingga, dengan kondisi masih ada jaringan pipa lama resiko yang akan dihadapi bocor dan kadang pecah. Dampaknya, distribusi air akan terganggu ke pelanggan. Meski demikian, pihaknya tetap kerja maskimal. Jika terjadi kebocoran jaringan pipa atau kebocoran, maka pihaknya tetap tanggap turun ke lapangan melakukan perbaikan.
’’Kemudian, saat ini kondisi bak pengolahan filter air yang ada di Embung Air Baku Sei Bati dalam keadaan rusak. Kerusakannya sudah sejak tahun lalu. Untuk membangun baru juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sudah kita hitung untuk pembangunan baru mencapai Rp6 sampai Rp8 miliar. Namun, pada tahun lalu itu juga tidak dapat alokasi dana dari pusat,’’ ungkapnya.
Akhirnya, kata Herry, pihaknya mengambil kebijakan perbaikan bak pengolahan filter air yang sebelah kiri. Alhamdulillah tahun lalu selesai dengan biaya Rp20 juta. Rencananya tahun ini pihaknya akan kembali melakukan perbaikan sisi sebelahnya lagi dengan anggaran semampu Perumda.
Yang jelas, sambung dia, memang harus dibangun baru mengingat bangunan tersebut sudah sejak 2002 dibangun dan wajar jika dibangun baru dengan sistem yang lebih baik.
’’Kemudian, dengan anggaran yang tersedia minim, selain tidak bisa melakukan pergantian jaringan pipa lama menjadi baru, juga tidak dapat menambah jaringan baru di lokasi kota baru’’ ujarnya.
Dia mengatakan, sesuai dengan usulan Bupati Karimun, Jalan Raja Oesman sampai dengan RSUD Muhammad Sani saat ini sudah menjadi kota baru dan ramai serta sudah banyak berdiri Ruko. Tapi, di sana tidak ada satu pun pipa Perumda Tirta Mulia Karimun.
’’Untuk membangun jaringan pipa di sana belum bisa terealisasi, karena anggarannya mencapai Rp6 miliar belum ada,’’ jelasnya. (*)
Reporter : Sandi Pramosinto
Editor : Iman Wachyudi