Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, digitalisasi Indonesia dapat digunakan untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi delapan persen.
Menurutnya, Indonesia mempunyai peluang untuk mencapai pertumbuhan non-linier melalui sektor digital. Tujuan itu dicapai dengan membangun infrastruktur digital di Indonesia, mengoptimalkan penggunaan kecerdasan artifisial (AI), melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, hingga meningkatkan keamanan digital di Indonesia.
“Indonesia menggunakan AI untuk manufaktur Industri 4.0, mengembangkan sektor kesehatan, blockchain, machine to machine learning, dan mengembangkan semua hal produktif yang mendorong ekonomi Indonesia tumbuh delapan persen sesuai target Presiden Prabowo,” ujar Airlangga dalam acara Alibaba Cloud Developer Summit 2025 di Jakarta, Selasa (21/1) dikutip dari Antara.
Adapun secara global, AI diproyeksikan memberikan kontribusi sebesar 15,7 triliun dolar AS terhadap perekonomian pada tahun 2030 yang terdiri dari 6,6 triliun dolar AS dari peningkatan produktivitas dan 9,1 triliun dolar AS dari konsumsi.
Indonesia sendiri merupakan negara yang menempatkan konsumsi sebagai salah satu penopang perekonomian dan pemerintah mendorong peran AI sebagai katalis dan pendorong utama ketahanan ekonomi Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Airlangga menyampaikan bahwa pengembangan AI perlu didukung dengan pengembangan pusat data, dan pusat data juga bergantung pada pengembangan semikonduktor.
Indonesia juga menjadi negara pertama yang telah berhasil menyelesaikan penilaian kesiapan AI menggunakan Readiness Assessment Methodology UNESCO.
“Oleh karena itu, Indonesia memiliki tonggak sejarah dalam mengembangkan penerapan AI sebagai pelopor regional dan Indonesia diharapkan menjadi pusat data regional yang kuat. Indonesia telah memiliki beberapa daerah khususnya di Jawa Barat dan Batam yang dibangun sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk data center. Dalam pengembangan data center di Indonesia juga terdapat investasi untuk data center AI yang membutuhkan energi ramah lingkungan,” ungkapnya. (*)
Reporter : JP Group
Editor : gustia benny