Buka konten ini
SEKUPANG (BP) – Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Kecamatan Sekupang, seperti Pasar Victoria dan Pasar Sungai Harapan, terus melonjak. Ibu-ibu rumah tangga mengeluhkan tingginya harga cabai yang kini mencapai Rp80 ribu per kilogram (kg).
Pantauan di Pasar Victoria, Sekupang, Senin (20/1), harga cabai merah dijual seharga Rp22 ribu per seperempat kg atau Rp80 ribu per kilogram. Cabai hijau sedikit lebih murah, yak-ni Rp65 ribu per kg. Sementara itu, cabai rawit dan cabai setan lebih mahal lagi, masing-masing mencapai Rp27 ribu untuk seperempat kilogram atau Rp100 ribu per kg.
”Memang sejak akhir tahun lalu harga cabai terus tinggi. Kami juga tak berani stok banyak karena harganya terus fluktuatif,” ujar Anwar, pedagang cabai di Pasar Victoria.
Kondisi serupa juga terjadi di Pasar Sungai Harapan. Pedagang di pasar tersebut menjual cabai merah dengan harga yang hampir sama, yakni Rp90 ribu per kg. Cabai hijau dihargai Rp17–18 ribu per seperempat kg, dan cabai rawit serta cabai setan tetap di kisaran Rp100 ribu per kg-nya.
Siti, seorang ibu rumah tangga yang berbelanja di Pasar Fanindo, mengeluhkan dampak kenaikan harga tersebut terhadap pengeluarannya. ”Biasanya saya beli cabai merah Rp12 ribu seperempat kilogram, sekarang jadi Rp20 ribu. Berat sekali, apalagi kebutuhan lainnya juga banyak,” ujarnya, Minggu (20/1).
Namun, harga bahan pokok lain di dua pasar tersebut terpantau masih stabil. Bawang merah dan bawang putih dijual seharga Rp35 ribu per kg, sementara sayuran seperti bayam, kangkung, dan sawi tetap di harga normal, rata-rata Rp12 ribu per kg.
Menurut Ahmad, salah satu pedagang di Pasar Sungai Harapan, kenaikan harga cabai ini dipicu oleh minimnya pasokan dari distributor akibat cuaca buruk. ”Pengiriman dari Jawa terganggu karena hujan terus-menerus. Stok sedikit, tetapi permintaan tetap tinggi,” jelasnya.
Di Pasar Sungai Harapan, pedagang lain, Lina, membenarkan kondisi tersebut. ”Sudah seminggu ini stok cabai dari distributor turun drastis. Kalau kondisi ini terus berlanjut, harga mungkin akan naik lagi,” katanya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Batam, Mardanis, memastikan bahwa pasokan sembako ke Kota Batam masih berjalan lancar meskipun cuaca ekstrem tengah melanda sejumlah daerah. Pasokan komoditas seperti cabai merah, cabai hijau, bawang merah, bawang putih, dan bahan pokok lainnya tetap stabil.
”Pengiriman dari luar daerah tidak ada masalah. Cabai merah dari Mataram, Lombok, dan Jawa dikirim menggunakan pesawat. Sejauh ini distribusi masih aman,” ujarnya.
Namun, ia membenarkan bahwa harga cabai merah di Batam masih tinggi, seiring dengan kondisi di seluruh Indonesia. Harga cabai merah melonjak akibat penurunan produksi di sejumlah daerah akibat musim hujan yang memengaruhi proses panen.
”Produksi cabai menurun karena hujan. Banyak tanaman yang terkena penyakit, panen jadi sulit, dan distribusi terganggu. Di beberapa daerah, harga cabai merah bahkan mencapai Rp150 ribu per kilogram, seperti di Kalimantan,” jelasnya.
Mardanis menambahkan bahwa pemerintah sedang menyusun rencana untuk mengatasi kenaikan harga cabai yang berkepanjangan. Salah satu opsinya adalah subsidi transportasi untuk mendukung pengiriman cabai dari daerah produsen ke Batam.
”Badan Pangan Nasional sudah mempersiapkan rencana subsidi transportasi. Misalnya, jika ongkos kirim dari Mataram mencapai Rp20 ribu per kilogram, nanti sebagian akan disubsidi pemerintah. Namun, skema ini masih dalam pembahasan,” tutupnya. (*)
Reporter : Rengga Yuliandra
Editor : RATNA IRTATIK