Buka konten ini
Ide usaha bisa datang dari mana saja. Itulah yang dialami Anik Agus Winarti, seorang pengusaha kuliner berusia 49 tahun. Berawal dari kunjungannya ke rumah seorang teman, kini usaha yang ia rintis telah bertahan selama 17 tahun.
Usaha kuliner yang dijalankan Anik Agus Winarti memiliki kisah unik di baliknya. Anik menceritakan, semuanya bermula ketika ia mudik ke Jawa pada tahun 2008 dan berkunjung ke rumah teman SMA-nya. Di sana, ia melihat istri temannya membuat kue bolu kukus.
“Saya terinspirasi. Sepulang ke Batam, saya pun mencoba membuatnya sendiri,” ujar Anik.
Awalnya, Anik menitipkan kue buatannya ke warung sebelah rumah. Lambat laun, kuenya diminati banyak orang hingga ia berhasil mendistribusikan hampir 1.000 kue setiap hari ke berbagai warung.
Pada 2010, Anik mengembangkan usahanya dengan menjadi vendor snack untuk beberapa perusahaan di Mukakuning, melayani kebutuhan karyawan sif malam.
“Namun, usaha ini hanya bertahan hingga 2019 karena berbagai masalah internal dan eksternal,” ungkapnya.
Setelah menghadapi kemunduran, Anik berjuang keras untuk membangkitkan kembali usahanya. Ia tetap setia pada nama “Nirwana” yang telah ia pilih sejak awal, yang berarti surga.
“Harapannya, usaha ini menjadi surga bagi pecinta kuliner, sesuai tagline-nya: ‘Surganya Citarasa’,” ujar Anik.
Ragam Produk dan Harga Terjangkau
Nirwana menawarkan beragam pilihan makanan, mulai dari kue, snack box, meal box, hingga tumpeng. Harga produknya pun cukup terjangkau. Kue dijual seharga Rp3.000 per buah, meal box mulai Rp25.000 per kotak, dan snack box mulai Rp10.000 per kotak yang berisi tiga kue plus air gelas.
Kue andalan Nirwana adalah risoles mayo pedas dan lemper goreng isi ayam, yang selalu menjadi favorit pelanggan. “Orderan biasanya untuk acara sekolah, kantor, hingga perlombaan,” ucapnya.
Di bulan Ramadan, permintaan produk Nirwana meningkat tajam. “Saya pernah mendapat pesanan 900 box untuk acara Running Batam dan 600 box lebih untuk acara perpisahan sekolah,” katanya.
Sistem Pemesanan dan Harapan ke Depan
Untuk pesanan dalam jumlah kecil, Anik tidak meminta uang muka (DP), terutama dari pelanggan setia. Namun, untuk pesanan besar, DP diperlukan.
Saat ini, ia dibantu oleh satu karyawan tetap dan mempekerjakan tenaga lepas jika pesanan sedang banyak. Dalam sebulan, omzet Nirwana mencapai sekitar Rp15 juta, dan bahkan lebih tinggi saat Ramadan.
Ke depan, Anik berencana membuka outlet offline di teras rumahnya pada bulan ini. Ia berharap usaha ini terus berkembang dan dapat membuka lapangan pekerjaan baru.
“Saya ingin usaha ini tumbuh kembali seperti tahun 2009-2019, di mana saya bisa mempekerjakan hingga 10 karyawan,” tuturnya penuh harapan. (***)
Reporter : TIA CAHYA NURANI
Editor : MUHAMMAD NUR