Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Target swasembada energi melalui peningkatan lifting minyak dan gas menghadapi tanta-ngan berat. Dalam beberapa tahun terakhir, capaian lifting terus menurun.
Hal itu menjadi sorotan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat melantik pejabat pimpinan tinggi madya dan pratama di lingkungan Kementerian ESDM, Kamis (16/1). Di antara pejabat yang dilantik adalah Achmad Muchtasyar yang kini menjabat direktur jenderal Minyak dan Gas Bumi serta Nasri yang menjabat kepala Badan Pengelola Minyak dan Gas Bumi Aceh.
Bahlil menekankan, salah satu pekerjaan yang harus diemban adalah swasembada energi melalui peningkatan lifting. “Pak Dirjen, terkait dengan kedaulatan energi, tugas Bapak berat bersama saya. Lifting kita setiap tahun menurun. Konsumsi kita setiap tahun naik kalau tidak dikonversi menjadi bioetanol,” ujar Bahlil dalam sambutannya.
Dia menegaskan bahwa peningkatan lifting minyak merupakan tugas penting yang harus dilaksanakan. Hingga akhir 2024, lifting minyak tidak sampai ke level 600.000 barel per hari (bph). “Tugas kita adalah menaikkan lifting karena lifting kita sekarang di akhir tahun tidak lebih dari 600.000, kurang dari 600.000 akumulasi,” imbuhnya.
Sejalan dengan itu, Bahlil juga mendorong adanya percepatan penyelesaian wilayah kerja migas yang masih mandek. Menurutnya, ada 60 wilayah kerja migas yang akan dilakukan proses tender hingga 2028. Sebelum tenggat waktu itu, dia menginstrusikan agar tender harus bisa berjalan lancar. “Saya minta 2027, dari 60 itu semua sudah ditenderkan. Jangan ditahan,” kata mantan menteri investasi/kepala BKPM itu.
Dia juga meminta adanya evaluasi menyeluruh pada wilayah-wilayah kerja yang sudah memasuki plan of development (PoD) tetapi masih stagnan. Bahlil pun tak segan untuk mencabut izin kontraktor migas yang sudah PoD, namun tidak kunjung melakukan produksinya.
Pada kesempatan yang sama, Dirjen Migas Achmad Muchtasyar mengakui bahwa pening-katan lifting migas memang menjadi pekerjaan utama yang harus dilakukan. Sebab, hal itu merupakan salah satu pilar utama untuk kemandirian energi.
Achmad menyebutkan, selain peningkatan lifting migas, ada beberapa tugas yang harus dikerjakannya. Di antaranya, pelaksanaan program biodiesel, pengembangan idle well atau sumur migas yang tidak aktif lebih dari 6 bulan, melakukan efisiensi di berba-gai lini, serta evaluasi berbagai PoD. “Terkait lifting, kita akan evaluasi semua. Yang pasti, kita bagaimana harus menar-getkan itu realistis, tetapi dengan realistis itu tentu harus kita maksimalkan,” jelasnya. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO