Buka konten ini
BATUAJI (BP) – Puluhan warga di permukiman Kampung Genta III, RT 009/RW 001, Kelurahan Kibing, Kecamatan Batuaji, terisolir akibat longsor yang menutup akses jalan masuk ke permukiman mereka. Peristiwa longsor yang terjadi pada Senin (13/1) dini hari ini juga menyebabkan beberapa rumah terdampak material tanah yang jatuh dari tebing.
Salah satu rumah yang terletak di pinggir tebing dekat ruko Genta III mengalami kerusakan parah. Longsor memakan separuh teras rumah tersebut, membuatnya tidak lagi layak dihuni.
“Kami tidak bisa tinggal di rumah ini lagi. Longsor bisa bertambah kapan saja, terutama jika hujan turun,” ujar Wahyu, salah satu warga yang terdampak, kemarin.
Lokasi longsor berada di area permukiman yang terletak di kawasan lebih tinggi. Sebelumnya, pembangunan ruko di area tersebut sempat mengeruk bagian pinggir permukiman, membentuk tebing curam yang memisahkan ruko dan rumah warga. Kondisi tanah yang masih lembek dan rentan semakin memperbesar risiko longsor susulan jika hujan deras kembali turun.
“Kondisi tanah di sini sangat rawan. Jika hujan deras lagi, kami khawatir longsor akan meluas,” kata Edo, warga lainnya yang juga terdampak.
Sebagian warga pun memilih untuk memindahkan kendara-an mereka ke area parkir ruko, mengingat akses utama jalan pemukiman sudah tertutup longsor.
Aparat pemerintah setempat telah turun ke lokasi untuk melakukan pengecekan dan memikirkan langkah-langkah penanganan jangka pendek maupun panjang. Kepala Kelurahan Buliang menyatakan bahwa tim mereka sedang mengkaji solusi cepat agar akses warga bisa segera dibuka.
“Kami akan segera berkoordinasi dengan dinas terkait untuk memastikan keselamatan warga dan mencari solusi permanen,” ujar personil Polsek Batuaji.
Namun, hingga saat ini, belum ada langkah konkret untuk memperbaiki akses jalan maupun menstabilkan tebing yang longsor. Warga berharap pemerintah segera bertindak cepat, terutama karena beberapa keluarga sudah mengungsi ke tempat yang lebih aman.
“Kami butuh perhatian serius. Jangan sampai ada korban jiwa,” tambah Edo.
Selain itu, warga mengeluhkan kurangnya tindakan pencegahan sebelumnya. Mereka menyatakan bahwa masalah ini semestinya sudah lama diantisipasi karena pembangunan ruko yang mengikis tebing dinilai meningkatkan risiko longsor. “Kami sudah pernah memberi masukan, tapi tidak ada tindakan nyata,” kata Wahyu.
Akses yang terputus juga menyulitkan aktivitas sehari-hari warga. Anak-anak tidak bisa pergi ke sekolah, dan beberapa warga yang bekerja terpaksa menempuh jalan memutar yang lebih jauh. Kondisi ini memaksa mereka mencari solusi darurat sambil menunggu tindakan dari pihak terkait.
Camat Batuaji, Faizal, belum memberikan keterangan terkait persoalan ini. Dikonfirmasi via ponsel, beliau belum memberikan jawaban.
Jalan Retak, Warga Khawatir
Hujan deras yang mengguyur Batam beberapa hari terakhir memicu kerusakan infrastruktur di beberapa titik, salah satunya di Perumahan Villa Alam Lestari. Sebuah jalan utama di kawasan tersebut mengalami retakan besar yang memanjang hingga 20 meter, membuat warga khawatir akan potensi longsor.
Pantauan di lokasi, retakan pada jalan tersebut terlihat membelah badan jalan dengan celah yang semakin melebar seiring waktu. Kondisi ini dianggap sangat membahayakan, terutama bagi pengendara dan pejalan kaki yang melintasi kawasan tersebut. Atas inisiatif warga, jalan tersebut ditutup sementara dengan pembatas untuk mencegah kecelakaan.
“Retakannya makin besar, apalagi kalau hujan turun lagi. Kami khawatir jalan ini bisa longsor sewaktu-waktu. Untuk sementara, kami tutup jalan ini supaya aman,” kata Iwan, 40, salah seorang warga setempat.
Iwan menambahkan bahwa jalan tersebut merupakan akses utama bagi warga perumahan, namun demi keselamatan bersama, warga setempat rela mencari jalur alternatif. “Kami berharap pemerintah segera turun tangan untuk memperbaiki. Jangan sampai menunggu ada korban dulu,” tambahnya.
Fitri, 35, warga lainnya, juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap pergerakan tanah di sekitar jalan yang sudah retak. “Kami tinggal di wilayah yang kontur tanahnya cukup curam dan rawan longsor. Ini sangat mengkhawatirkan, apalagi hujan deras masih terus turun,” ujarnya.
Warga berharap pemerintah segera memberikan solusi konkret untuk mengatasi kerusakan jalan tersebut. Selain itu, mereka juga meminta agar dilakukan pemetaan terhadap potensi kerusakan lain di sekitar perumahan guna mencegah kejadian serupa di masa depan.
Cuaca ekstrem yang melanda Batam memang menjadi tantangan bagi infrastruktur di beberapa wilayah. Pemerintah diharapkan segera mengambil langkah antisipasi dan penanganan agar dampaknya tidak semakin meluas.
Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Batam, Dohar Hasibuan, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan ke lokasi. “Semalam tim kita sudah mengecek ke lokasi, dan hari ini kita akan coba isi dulu jalan yang berlubang supaya tidak merembes,” ujar Dohar.
Ia juga menjelaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan perangkat RT setempat untuk menutup akses jalan sementara demi keselamatan warga. “Tadi saya sudah komunikasi dengan tim dan perangkat RT untuk ditutup sementara. Jalan ditutup, dan terkait jalan retak, akan kami isi dulu pakai batu supaya tidak merembes,” jelasnya.
Dohar menambahkan bahwa Dinas Bina Marga akan terus memantau kondisi di lokasi tersebut dan mempertimbangkan langkah perbaikan lebih lanjut jika diperlukan. “Terima kasih atas informasi dari warga. Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan masyarakat,” pungkasnya. (*)
Reporter : Eusebius Sara, Rengga Yuliandra
Editor : RATNA IRTATIK