Buka konten ini
Mengusung konsep tropical contemporary house, Petrichor Verandah memadukan berbagai tekstur dan material tropis ke dalam fasad modern dan kontekstual. Hunian di kawasan Cirendeu itu dirancang dengan banyak bukaan yang langsung bersentuhan dengan alam.
Petrichor Verandah memiliki makna aroma tanah selepas hujan yang tercium dari beranda atau taman belakang rumah. Arsitek M. Harfansyah mendesain banyak ruang terbuka seperti balkon dan teras agar penghuni bisa menikmati momen menenangkan tersebut. Sekaligus menjawab permintaan owner yang menginginkan area taman besar.
”Keberadaan taman memberikan sirkulasi udara dan pencahayaan yang lebih baik dibandingkan dengan menghabiskan semua tanah untuk dijadikan bangunan,” ujar Harfansyah.
Untuk menunjang sirkulasi udara yang baik dan memudahkan perawatan, sepanjang sisi kanan rumah juga dibuatkan akses dengan atap terbuka serta taman mini yang menerus dari ruang tamu sampai ke belakang rumah. Dua taman itu menciptakan cross ventilation yang mengalirkan udara alami ke dalam rumah dengan baik.
’’Alhasil, sampai saat ini ruang keluarga dan ruang makan belum dipasangi AC, tapi sudah sejuk. Jadi, memang memaksimalkan energi alam,’’ lanjutnya.
Banyaknya bukaan besar dan transparan turut mengurangi penggunaan lampu di siang hari. Misalnya, pintu sliding kaca yang menyekat ruang keluarga dan taman belakang serta taman samping. Dengan begitu, penghuni dapat bersantai sambil menikmati view taman dari ruang keluarga.
’’Ruang keluarga dan ruang makan menjadi pusat hunian dengan konsep open plan untuk memudahkan interaksi dan menciptakan kesan luas. Hampir semua kegiatan dilakukan di area ini,’’ imbuh arsitek yang kerap membagikan proyeknya di akun Instagram @mharfansyah itu.
Ruang utama tersebut juga terkoneksi dengan area servis seperti dapur kotor, garasi, kamar asisten, dan gudang. Namun, terpisah dengan ruang tamu oleh keberadaan tangga yang terhalang dinding sehingga menyerupai koridor.
’’Owner menginginkan adanya ruang tamu yang dapat digunakan untuk pengajian dengan kapasitas 10–15 orang dan bisa di-extend ketika dibutuhkan, tetapi tidak mengganggu kegiatan di area privat keluarga seperti ruang keluarga dan ruang makan,’’ ungkap dia.
Selain memikirkan aktivitas dan fungsi di dalam rumah, bagian eksterior dikonsep dengan matang. Dominasi fasad berwarna gelap, motif kayu dari concrete wood, dan atap bitumen membuat Petrichor Verandah memiliki identitas yang kuat dibandingkan dengan lingkungan sekitarnya.
Fasad yang cenderung masif merupakan strategi desain tropis untuk menyiasati sinar matahari dari arah timur supaya ruang dalam tetap terasa nyaman. Meski begitu, bukaan jendela pada fasad tetap diaplikasikan untuk memaksimalkan cahaya alami sepanjang hari.
’’Selain itu, area pintu masuk menjadi salah satu yang ingin saya tonjolkan dalam desain rumah ini untuk menciptakan ’welcoming statement’ yang berkesan,’’ sambungnya.
Taman kecil dengan kontur miring dan bata ringan motif pada dinding menjadi elemen estetis yang membentuk pengalaman ruang di area tersebut. Hunian dua lantai itu juga memiliki area yang lebih privat di lantai 2. Lengkap dengan ruang hobi dan lantai mezanin. (***)
Reporter : JP Group
Editor : gustia benny