Buka konten ini
BATAM KOTA (BP) – Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Pepatah ini tampaknya menggambarkan nasib Jefri, 50, seorang penjual sarapan di Nongsa, Batam. Berharap memperbaiki perekonomian keluarga dengan bekerja di luar negeri, Jefri, justru menjadi korban penipuan yang dilakukan oleh pasangan suami istri.
Peristiwa ini bermula saat Jefri sedang berjualan sarapan. Seorang pelanggan tetapnya, HE, tiba-tiba menawarkan pekerjaan di Australia. Menurut HE, lowongan pekerjaan tersebut dapat diakses melalui kenalannya.
”HE sering beli sarapan di tempat saya. Dia menawarkan saya kerja di Australia,” ujar Jefri saat bersaksi di hadapan majelis hakim yang dipimpin Welly Irdianto.
Awalnya, Jefri mengaku tidak percaya. Namun, HE terus meyakinkannya hingga akhirnya mereka sepakat untuk bertemu di rumah M. Zains. ”HE membawa saya ke rumah M. Zains. Di sana saya bertemu dengan istrinya, Yuanita. Mereka mengaku sebagai agen resmi yang bisa mengurus keberangkatan saya ke Australia,” kata Jefri.
Menurut Jefri, ia diminta untuk membayar Rp3,5 juta untuk mengurus dokumen seperti paspor. Namun, karena keterbatasan dana, ia hanya mampu menyerahkan Rp2,5 juta dari hasil jualannya.
”Saya bayar Rp2,5 juta dengan harapan bisa memperbaiki ekonomi keluarga,” imbuhnya.
Setelah menyerahkan uang tersebut, Jefri diarahkan ke pasangan lainnya, yakni Ratno dan Agustina. Agustina diklaim bertugas untuk mengurus dokumen keberangkatan. Namun, setelah uang diserahkan, komunikasi dengan para pelaku terputus.
”Saya sudah bayar, tapi mereka tidak pernah menghubungi lagi. Beberapa kali saya protes, akhirnya saya hanya diberi formulir,” ungkapnya.
Jefri pun mulai curiga dan merasa ditipu setelah berbulan-bulan tidak ada kabar mengenai keberangkatannya. Uang yang ia kumpulkan dengan susah payah pun tidak kembali.
”Akhirnya saya laporkan mereka ke polisi,” ujarnya.
Setelah mendengar ketera-ngan Jefri sebagai saksi korban, sidang ditunda hingga pekan depan untuk mendengarkan keterangan saksi lainnya. (*)
Reporter : Yashinta
Editor : RATNA IRTATIK