Buka konten ini
Setiap hubungan memiliki tantangan, tetapi ada perbedaan besar antara masalah yang dapat diselesaikan bersama dan hubungan yang secara mendasar tidak sehat.
Beberapa relasi mungkin terasa sulit di awal tetapi berkembang menjadi sesuatu yang lebih baik, sementara yang lain justru menunjukkan pola-pola beracun yang menguras energi emosional dan mental Anda.
Dalam banyak kasus, kita cenderung bertahan karena takut menyakiti pasangan atau karena merasa tidak ada pilihan lain.
Namun, para ahli psikologi mengungkapkan bahwa ada jenis hubungan tertentu yang sebaiknya tidak dipertahankan, terutama jika berdampak buruk ke kesehatan mental, harga diri, dan kesejahteraan Anda.
Dilansir dari Geediting.com, inilah delapan jenis hubungan yang menurut psikologi tidak layak diperjuangkan dalam jangka panjang, sehingga Anda dapat mengenalinya lebih awal dan membuat keputusan terbaik untuk hidup Anda.
1. Hubungan yang
Terasa Sepihak
Dalam hubungan yang sehat, kedua belah pihak seharusnya saling memberi dan menerima. Namun, ada kalanya hubungan terasa sangat tidak seimbang. Salah satu pihak mungkin merasa seperti satu-satunya yang berusaha untuk menjaga hubungan tetap berjalan.
Misalnya Anda selalu menjadi orang yang menghubungi pasangan terlebih dahulu, merencanakan kencan, atau menawarkan solusi saat ada masalah, sementara pasangan Anda hanya pasif atau bahkan tidak peduli.
Hal ini menciptakan dinamika yang tidak adil dan melelahkan secara emosional.
Lama-kelamaan, hubungan semacam ini dapat membuat Anda merasa tidak dihargai, bahkan mulai mempertanyakan nilai diri Anda.
Jika pasangan Anda terus-menerus mengambil tanpa memberikan kontribusi yang berarti, hubungan ini berisiko menjadi tidak sehat dan menyakitkan.
2. Pasangan
yang Terus Mengkritik
Kritik dalam hubungan seharusnya bersifat membangun, bukan menghancurkan.
Namun, jika pasangan Anda terus-menerus mencari kesalahan dalam segala hal yang Anda lakukan, ini adalah tanda bahaya.
Misalnya, kritik mereka mungkin berkisar dari hal kecil, seperti cara Anda berpakaian atau memasak, hingga hal besar seperti pilihan karier atau cara Anda menjalani hidup.
Kritik yang berlebihan ini, jika tidak disertai dengan solusi atau dukungan, bisa mengikis rasa percaya diri Anda.
Lebih parah lagi, hal ini dapat membuat Anda merasa tidak cukup baik dalam hubungan tersebut.
Hubungan yang dipenuhi kritik negatif menciptakan lingkungan yang penuh tekanan, di mana Anda merasa selalu berada di bawah pengawasan. Dalam jangka panjang, pola ini dapat merusak kesehatan mental Anda.
3. Hubungan yang
Penuh Ketergantungan
Ketergantungan emosional sering kali disalahartikan sebagai tanda cinta yang mendalam. Namun, hubungan yang sehat memerlukan keseimbangan antara kebersamaan dan kemandirian.
Dalam hubungan yang penuh ketergantungan, salah satu pihak mungkin merasa tidak dapat hidup tanpa pasangan mereka.
Misalnya, mereka selalu membutuhkan validasi atau kehadiran pasangan untuk merasa bahagia atau stabil.
Sementara itu, pihak lainnya merasa terbebani oleh tanggung jawab emosional yang berat.
Ketergantungan semacam ini tidak hanya menghambat pertumbuhan pribadi, tetapi juga menciptakan tekanan dalam hubungan.
Dalam jangka panjang, hubungan seperti ini dapat menjadi penghalang bagi kedewasaan emosional kedua belah pihak.
4. Terlihat Sempurna di Luar, Tapi Kosong di Dalam
Ada hubungan yang dari luar terlihat sempurna. Pasangan ini mungkin sering memamerkan kemesraan di media sosial, selalu tampil harmonis di depan teman-teman, atau tampak seperti pasangan ideal.
Namun, di balik semua itu, mereka mungkin menjalani hubungan yang dangkal dan tanpa keintiman. Tidak ada komunikasi mendalam, tidak ada kejujuran, dan tidak ada rasa saling memahami.
Hubungan seperti ini sering kali lebih mementingkan penampilan daripada esensi.
Dalam jangka panjang, pola ini tidak hanya melelahkan, tetapi juga menciptakan perasaan hampa di dalam hati kedua belah pihak. Hidup dalam ”hubungan palsu” seperti ini dapat merusak kepercayaan diri dan menghalangi Anda menemukan kebahagiaan sejati. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : MUHAMMAD NUR