Buka konten ini
BATAM (BP) – Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa Apple Inc telah sepakat untuk melakukan investasi awal senilai 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp16 triliun di Indonesia.
Investasi ini akan digunakan untuk pembangunan pabrik AirTag di Batam. Rosan menyatakan, kesepakatan tersebut dicapai setelah serangkaian diskusi intensif antara pemerintah Indonesia dan pihak Apple.
“Pada intinya mereka bicara dan berkomitmen untuk pembangunan tahap pertama vendor AirTag senilai USD 1 miliar,” ujarnya di kantor BKPM, Selasa (7/1).
Rencana ini merupakan langkah strategis bagi Indonesia dalam mendukung pengembangan industri teknologi. Pabrik tersebut diperkirakan akan memproduksi hingga 65 persen kebutuhan global AirTag, produk dari Apple yang berfungsi untuk melacak barang-barang seperti kunci dan dompet.
Batam, sebagai lokasi yang dipilih, dapat memainkan peran kunci dalam ekosistem teknologi global. Namun, hingga saat ini, detail teknis terkait proyek ini masih dalam tahap finalisasi.
Kepala Biro Humas dan Protokoler BP Batam, Ariastuty Sirait, menyebut bahwa pihaknya telah mendengar kabar mengenai rencana investasi ini. Meski demikian, hingga kini belum ada permintaan resmi dari pihak Apple maupun mitra mereka kepada BP Batam.
“Kami sudah mendengar beberapa isu negosiasi terkait rencana investasi ini di Batam. Namun, sampai saat ini BP Batam belum ada direct inquiry (permintaan) dari Apple ataupun subkonnya, walaupun BP Batam telah berkomunikasi dengan kementerian yang menangani hal tersebut,” ujar Tuty kepada Batam Pos, Rabu (8/1).
Ia menambahkan, kemung-kinan besar pembahasan masih berlangsung di tingkat pusat antara perusahaan dan kementerian terkait. Meski demikian, BP Batam tetap menyatakan kesiapan penuh untuk mendukung rencana besar ini jika informasi resmi telah diterima.
“Pada prinsipnya BP Batam menyambut baik dan siap menindaklanjuti rencana investasi tersebut apabila sudah ada informasi langsung kepada BP Batam,” katanya.
BP Batam optimistis, keberadaan pabrik ini akan memberikan dampak positif yang signifikan, terutama bagi perekonomian Batam dan Indonesia secara umum. Pihaknya juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah untuk merealisasikan proyek ini.
Menurutnya, investasi ini akan memberikan dampak positif, terutama dalam membuka lapangan kerja baru. ”Kami siap mendukung, dan komunikasi awal sudah dilakukan secara lisan.”
Batam memiliki banyak kawasan industri yang siap digunakan oleh Apple. ”Kami siap mendampingi Apple memilih lokasi terbaik untuk pembangunan pabrik mereka,” ujarnya.
Pabrik AirTag ini diproyeksikan mampu menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja lokal. Dengan nilai investasi mencakup seluruh proses pembangunan hingga operasional, proyek ini diharapkan memberikan dampak signifikan bagi perekonomian Batam.
Investasi Apple ini dinilai menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk menarik perhatian perusahaan-perusahaan teknologi lainnya. Selain itu, proyek ini dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja lokal.
Sebagai kawasan dengan fasilitas logistik yang baik dan kedekatan dengan pasar global, Batam dianggap sebagai lokasi strategis untuk mendukung kebutuhan operasional Apple. Infrastruktur yang sudah mapan menjadi salah satu keunggulan utama Batam dibandingkan wilayah lain.
Jika terealisasi, pabrik AirTag di Batam akan menandai tonggak sejarah baru dalam hubungan kerja sama antara Apple dan Indonesia, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok industri teknologi global.
Sementara itu, Ketua Apindo Kota Batam, Rafki Rasyid, mengapresiasi, kedatangan Apple di Batam. Dia meyakini, kedatangan Apple ini akan mendongkrak investasi dan pertumbuhan ekonomi Batam ke depannya. ”Jika kita lihat rencananya realisasi investasi Apple ini baru dilakukan di tahun 2026. Kalau bisa lebih cepat tentu lebih baik. Tinggal bagaimana pemerintah pusat meyakinkan Apple untuk segera merealisasikan investasinya,” ucap Rafki.
Dia mengatakan, rencana investasi Apple ini sebagai bukti ampuhnya kebijakan TKDN. Karena belum mampu memenuhi kewajiban TKDN-nya, Apple akhirnya mengajukan proposal pendirian pabrik di Batam. Semua itu, kata Rafki, demi untuk memenuhi persyaratan diajukan oleh pemerintah.
”Jadi kita berharap ke depannya kebijakan TKDN ini terus dipertahankan untuk menggenjot investasi sekaligus melindungi industri dalam negeri kita,” ujarnya.
Dia mengatakan, rencananya Apple akan membangun pabrik AirTag di Batam, bukan handphone atau laptop maupun Ipad. Walaupun bukan merupakan produk andalan jualan Apple, jumlah investasinya lumayan besar yaitu sekitar 100 juta dolar Amerika.
”Selain itu ekosistem untuk mendukung industri ini akan bisa berkembang di Batam. Tentunya yang paling penting, dengan investasi sebesar itu akan menyerap ribuan tenaga kerja nantinya. Jadi rencana investasi Apple ini akan mampu menekan tingkat pengangguran kita dengan signifikan,” ucap Rafki.
Rafki berharap, rencana realisasi investasi Apple ini dipercepat. ”Jangan menunggu tahun 2026. Kalau bisa pertengahan 2025 mengapa tidak? Tinggal lagi pemerintah pusat harus melakukan lobi lebih intens lagi kepada manajemen Apple,” tuturnya. (*)
Reporter : Arjuna – FISKA JUANDA
Editor : YUSUF HIDAYAT