Buka konten ini
BATAM (BP) – Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Batam menerapkan Sistem Surveilans Terintegrasi guna mencegah penyebaran wabah virus Human Metapneumovirus (HMPV) di wilayah Batam.
Langkah ini dilakukan menyusul meningkatnya kekhawatiran terhadap penyebaran virus yang dapat menimbulkan gejala gangguan pernapasan.
Kepala BBKK Batam, Ahmad Hidayat, menyebut bahwa sistem ini melibatkan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk maskapai penerbangan, pengelola kapal penumpang, pelabuhan, bandara, fasilitas kesehatan, hingga dinas kesehatan setempat.
Seluruh pihak terintegrasi dalam sistem pengawasan perjalanan untuk memastikan deteksi dini potensi penyebaran virus.
“Meskipun ini virus baru, kami tetap melakukan surveilans. Kami memeriksa penumpang atau pendatang dari luar negeri yang menunjukkan gejala influenza. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode swab dan langsung diperiksa di laboratorium kami,” ujar Ahmad, Rabu (8/1).
BBKK Batam memastikan proses pengambilan sampel dilakukan dengan cepat agar tidak mengganggu waktu perjalanan penumpang.
”Kami memahami pentingnya menjaga kelancaran perjalanan. Oleh karena itu, kami menggunakan alat tes cepat meskipun tingkat sensitivitasnya berbeda dibandingkan pengecekan laboratorium yang lebih akurat,” katanya.
Sebagai langkah antisipasi tambahan, BBKK Batam juga telah menyiapkan alat tes PCR untuk mendukung pemeriksaan swab terhadap penumpang atau pendatang internasional. Ia menyebut, PCR digunakan sebagai skrining awal sebelum hasilnya diverifikasi lebih lanjut di laboratorium.
“Kami menjalankan fungsi skrining awal. Jika diperlukan pemeriksaan lebih rinci, sampel akan dikirim ke laboratorium untuk memastikan hasilnya,” kata dia.
Virus HMPV diketahui memiliki gejala serupa dengan infeksi saluran pernapasan lainnya. Meski mudah menular, virus ini umumnya hanya menyebabkan gejala ringan dan sering kali dapat sembuh dengan sendirinya.
“Gejalanya mirip influenza. Masa inkubasi dan kesembuhannya sangat bergantung pada daya tahan tubuh individu,” ujarnya.
Sebagai upaya pencegahan, masyarakat diimbau untuk tetap menjaga pola hidup sehat dan menggunakan masker, terutama saat kondisi tubuh sedang tidak fit. Langkah ini penting untuk mengu-rangi risiko penularan virus.
“Kami menyarankan masya-rakat agar tetap waspada dan menjaga kesehatan. Penggunaan masker menjadi salah satu cara efektif untuk mencegah penyebaran, terutama saat daya tahan tubuh menurun,” kata Ahmad.
HMPV yang tergolong virus baru, menjadi perhatian global karena kemampuannya menyebar dengan cepat. BBKK Batam meningkatkan langkah-langkah preventif guna melindungi masyarakat dari potensi wabah.
BBKK Batam juga terus memantau situasi dan akan menyesuaikan langkah-langkah pengawasan sesuai perkembangan terbaru.
SiFT Siapkan Alat Deteksi
Sekupang Internasional Ferry Terminal (SiFT) menyatakan kesiapan mendukung pemasangan dan pengaktifan alat deteksi untuk mengantisipasi potensi penyebaran wabah human metapneumovirus (HMPV). Langkah ini dilakukan menyusul meningkatnya kasus HMPV di Malaysia.
Manager Operasi SiFT, Arif Nurhidayat, mengatakan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan Badan Karantina dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Batam terkait pengaktifan alat deteksi tersebut.
”Intinya, kewenangan pemasangan dan pengaktifan alat ini ada pada Badan Karantina dan KKP Batam. Kami siap mendukung jika diperlukan,” ujarnya, Rabu (8/1).
Ia menambahkan, sejauh ini kondisi jumlah penumpang di Pelabuhan Feri Sekupang masih terpantau normal tanpa adanya lonjakan signifikan. Meski demikian, pihaknya tetap waspada mengingat Terminal Feri Sekupang menjadi salah satu pintu masuk utama wisatawan mancanegara, terutama dari Singapura dan Malaysia.
”Kami menyadari pentingnya upaya pencegahan, apalagi Sekupang menjadi gerbang internasional. Jika alat deteksi ini diperlukan, kami akan memberikan dukungan penuh,” tambahnya.
Dengan kesiapan dari SiFT dan koordinasi bersama otoritas terkait, diharapkan langkah pencegahan ini dapat memperkuat upaya deteksi dini dan mencegah penyebaran wabah lebih lanjut di Kota Batam.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata, sebelumnya memastikan hingga saat ini belum ada travel warning yang dikeluarkan pemerintah Indonesia terkait penyebaran virus HMPV.
”Sampai saat ini, belum ada arahan travel warning dari pemerintah. Kunjungan wisatawan ke Batam masih stabil, termasuk data kunjungan hingga November 2024,” ujar Ardiwinata, Selasa (7/1).
Menurutnya, peningkatan kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan sejak pandemi Covid-19 menjadi modal penting dalam menghadapi potensi penyebaran penyakit, termasuk HMPV. Tren pariwisata sehat, kata dia, kini sudah menjadi kebiasaan baik bagi wisatawan maupun masyarakat lokal.
”Jika merasa sakit, masyarakat sudah terbiasa memakai masker. Selain itu, kebiasaan menjaga kebersihan juga semakin meningkat,” tambahnya.
Meski demikian, Ardi tetap mengimbau masyarakat Batam yang memiliki rencana perjalanan ke Malaysia agar tetap berhati-hati. Ia menyarankan untuk mematuhi protokol kesehatan dengan disiplin, seperti menjaga kebersihan, menggunakan masker saat merasa tidak fit, dan menghindari tempat keramaian jika memungkinkan. (*)
Reporter : Arjuna – Rengga Yuliandra
Editor : YUSUF HIDAYAT