Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Hari pertama pelaksanaan program MBG kemarin tidak dihadiri Presiden Prabowo maupun Wapres Gibran Rakabuming Raka. Semula, beredar kabar bahwa Prabowo akan melakukan sidak. Namun, Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menyatakan bahwa jadwal dan titik sidak belum pasti. ”Beliau menyampaikan akan sidak saja. Mendadak saja datang ke titik-titik yang beliau inginkan,” katanya.
Menurut dia, hal itu lebih efektif untuk melihat kondisi di lapangan. Beda halnya ketika diumumkan, semua akan disiapkan. ”Tidak pakai woro-woro biar melihat lebih natural,” beber Hasan.
Hal senada dikatakan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana. Seusai rapat dengan Komisi IX DPR, Dadan meyakinkan bahwa Prabowo memantau setiap saat meski tidak terlihat di lapangan. ”Beliau akan melakukan sidak,” ungkapnya.
Di sisi lain, menu MBG di beberapa daerah ternyata tidak dilengkapi dengan susu. Padahal, pada awal program, ada pembahasan bahwa susu jadi salah satu menu. Bahkan, ada yang usul inovasi susu ikan untuk mencukupi kekurangan susu sapi.
Dadan menjelaskan, susu sapi menjadi bagian MBG di wilayah yang ada sentra sapi perah. Namun, pemerintah tak ingin mengimpor hanya dengan alasan memenuhi kebutuhan susu di setiap MBG. ”Kami tidak ingin program ini menjadi bagian peningkatan impor, tapi ingin memberdayakan sumber daya lokal,” katanya.
Dadan menyatakan bahwa sebelumnya sudah melakukan simulasi. Sehingga mengetahui susu sapi akan diberikan kapan. ”Untuk daerah penghasil susu sapi, susu bisa diberikan minimal tiga kali dalam seminggu,” ujarnya. Sementara untuk yang bukan wilayah penghasil susu, proteinnya digantikan dengan jenis lain seperti ayam atau ikan.
Menteri Ikut Memantau
Di Solo, para pejabat pemkot belum bisa banyak berkomentar perihal teknis pelaksanaan MBG. Padahal, dapur umum sudah didirikan di dua lokasi. Namun, Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa justru mengatakan baru tahu setelah melihat pemberitaan media. ’’Saya juga baru tahu dari berita yang beredar. Sudah ada tempatnya, ada mobilnya yang dibuat khusus, kemudian merekrut puluhan tenaga untuk masak. Saya baru tahu dari berita, sampai hari ini kami belum dihubungi. Mungkin yang menyiapkan instansi lain (bukan pemkot, red),” kata dia dilansir dari Jawa Pos Radar Solo (grup Batam Pos).
Teguh mengungkapkan, program MBG ditangani langsung oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Sedangkan teknis turunannya di daerah melibatkan sejumlah instansi lain di luar pemda. Artinya, pemda nanti hanya berperan sebagai penerima program yang membantu koordinasi. Meski demikian, dia tak bisa memberikan banyak komentar lantaran minimnya koordinasi hingga saat ini.
’’Saya melihat memang struktur tidak melibatkan pemerintah kota, maka bisa saja malah melibatkan swasta atau TNI/Polri. Sampai hari ini kami belum dapat info langsung dari Badan Gizi Nasional atau kementerian terkait. Saya pikir ini hanya kurang komunikasi,” ujar Teguh.
Sejumlah menteri ikut memantau pelaksanaan MBG kemarin. Salah satunya adalah Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid. Dia meninjau pelaksanaan MBG di SDN 5 Cilangkap, Depok, Jawa Barat.
Meutya mengatakan, Kementerian Komdigi telah menyosialisasikan program MBG secara masif dan inklusif sampai ke pelosok Indonesia. ’’Sosialisasi yang efektif adalah fondasi keberhasilan program pemerintah,’’ katanya.
Meutya menuturkan, program MBG merupakan rencana besar Presiden Prabowo Subianto menyongsong Indonesia Emas 2045. MBG menjadi bagian dari program hasil terbaik cepat (PHTC) pemerintah yang diluncurkan di 190 titik layanan dan tersebar di 26 provinsi. Program itu terus diperluas sampai menjadi 937 titik layanan hingga akhir Januari 2025.
Dia menegaskan, Kementerian Komdigi bertugas me-nyampaikan informasi secara luas kepada masyarakat. Termasuk memanfaatkan platform media sosial, media konvensional, sampai forum-forum masyarakat.
’’Kami berupaya memastikan seluruh lapisan masyarakat memahami manfaat dan tata cara akses program ini,’’ jelasnya.
Dia juga menyampaikan, Kementerian Komdigi akan meluncurkan aplikasi khusus untuk mendukung pelaksa-naan MBG. Aplikasi itu diharapkan bisa mempermudah pelaporan distribusi serta memastikan transparansinya.
Sementara itu, kemarin Badan Gizi Nasional yang punya gawe untuk MBG menggelar rapat dengan Komisi IX DPR.
Seusai rapat, Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan, APBN sudah bisa mengu-curkan dana untuk MBG. Sebab, Komisi IX DPR telah memberikan persetujuan.
Dadan mengatakan, dalam rapat itu ada penyesuaian anggaran. Khusus anggaran dukungan manajemen yang semula sekitar Rp8 triliun turun Rp1,5 triliun. Pemangkasan tersebut tidak masuk lagi ke kas negara, tapi dialokasikan ke program pemenuhan gizi nasional.
Menurut Dadan, program MBG akan dievaluasi tiap hari. Targetnya dari Januari hingga April akan mencakup 3 juta penerima manfaat. ’’Kemarin saya dipanggil Pak Presiden agar tidak terlalu memaksakan hari ini seluruhnya (seluruh target) tercapai. Tapi, bertahap saja, yang sudah siap laksanakan,” katanya.
Untuk hari pertama MBG, sasaran penerima sekitar 400.000 hingga 600.000 orang. Lalu, baru 26 provinsi yang melaksanakan karena dinilai paling siap.’’Kami kan mengedepankan kualitas ya. Pak Presiden pesan berkali-kali, jangan mengejar kuantitas, tapi kualitas,” ungkapnya.
Dengan begitu, ada beberapa daerah yang belum bisa melaksanakan MBG kemarin.
Sementara itu, hari pertama pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) berlang-sung lancar di sejumlah daerah kemarin. Ribuan porsi makanan dibagikan kepada siswa, ibu hamil, menyusui, dan balita.
Di Sidoarjo, paket makanan didistribusikan dalam dua gelombang. Gelombang pertama dilaksanakan di SDN Larangan, Candi. Makanan diantar ke sekolah sejak pukul 08.30.
’’Jumlah siswa kami ada 438 anak, semuanya akan kebagian makan bergizi gratis ini,” kata Plt Kepala SDN Larangan, Sjamsuarni Pudji Rahaju.
Paket makanan dibagikan kepada para siswa pada pukul 10.30. Tepat saat jam istirahat. ’’Di sini istirahatnya hanya sekali, bukan full day. Jadi, makan saat jam istirahat ini,” tuturnya. Rahaju juga sudah meminta murid untuk tidak membawa bekal makanan dari rumah.
Beberapa siswa tampak membawa kotak bekal kosong untuk membungkus makanan yang tidak habis. Paket makanan yang dibagikan berisi nasi, ayam goreng, sawi, semangka, dan susu kemasan. Para siswa tampak makan dengan lahap.
SMPN 1 Candi juga mendapatkan paket makanan gelombang pertama. Mereka mengadakan acara makan bersama di halaman sekolah. ’’Ini untuk awalnya saja, nanti makan di kelas masing-masing,” kata Kepala SMPN 1 Candi Heri Kristianto.
Ada 1.047 siswa di SMPN 1 Candi yang mendapatkan makan gratis itu. Berdasar data dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sidoarjo, total ada 6.003 porsi makanan yang kemarin didistribusikan.
Di Semarang, MBG dilaksa-nakan di delapan sekolah. Yakni, KB Mujahidin, TK Mujahidin, SDN Srondol Wetan 1, Srondol Wetan 2, dan Srondol Wetan 5. Lalu, SDN Pedalangan 4, SMPN 12, dan SMAN 4.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti memantau langsung pembagian makanan di SMPN 12 Semarang.
Dia menjelaskan, program tersebut baru diadakan di 190 titik. Namun, ke depan ditingkatkan sampai 930 titik. Mu’ti menjelaskan, dari hasil pemantauannya di SMPN 12 Semarang, pembagian makanan berjalan dengan baik. ”Saya sudah observasi di tiga kelas tadi berjalan lancar, pengirimannya on time, dan menunya juga seperti yang diharapkan Pak Presiden, sudah memenuhi standar gizi,’’ ujarnya kepada Jawa Pos Radar Semarang (grup Batam Pos).
Mu’ti menjelaskan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah berusaha menyuk-seskan program tersebut meskipun leading sector-nya adalah Badan Gizi Nasional (BGN). ’’Saat ini ada 190 titik di 26 provinsi. Akhir Januari targetnya bisa terlaksana di 973 titik,’’ terangnya.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menjelaskan, Pemkot Semarang sudah melakukan uji coba makan bergizi gratis beberapa waktu lalu. Mbak Ita –sapaannya– mengakui bahwa anak-anak susah makan sayur. Karena itu, melalui program MBG, pihaknya ingin mengenalkan sayur dengan olahan lain yang mengandung karbohidrat, protein, maupun aneka vitamin. ”Tadi saya lihat sudah memenuhi kebutuhan gizi,’’ ujarnya. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : YUSUF HIDAYAT