Buka konten ini
PSSI mengambil keputusan berisiko tinggi dengan memecat pelatih tim nasional (timnas) Shin Tae-yong (STY) kemarin (6/1), tak sampai tiga bulan sebelum skuad Garuda memasuki fase kritis ronde ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Yang lebih mengkhawatirkan, penggantinya, Patrick Kluivert, meski bernama besar semasa bermain, tapi tak punya jejak kepelatihan meyakinkan.
STY yang membawa Garuda naik peringkat FIFA dari 174 ke 129 sebenarnya masih menyisakan kontrak sampai 30 Juni 2027. Ketua Umum PSSI Erick Thohir berdalih peme-catan itu untuk kebaikan timnas. Demi target menembus Piala Dunia 2026.
Saat ini Jay Idzes dkk berada di urutan ketiga klasemen sementara grup C. Indonesia mengantongi 6 poin, hanya selisih satu angka dari Austra-lia, tim peringkat kedua. Garuda berpeluang lolos otomatis jika finis sebagai dua besar. Kalau di tempat ketiga atau keempat, Indonesia akan melaju ke ronde keempat.
Erick tidak yakin Garuda bakal lolos otomatis atau minimal masuk ke ronde berikutnya jika masih dilatih STY. Dia menyebut ruang ganti yang tidak kondusif sebagai penyebab.
Ketidakkondusifan itu diklaim sudah terjadi sebelum Indonesia dijamu Tiongkok pada 15 Oktober 2024. Saat itu, lanjut dia, rencana meme-cat STY sudah muncul.
“Tapi, waktunya terlalu mepet (dengan pertandingan melawan Tiongkok). Yang terbaik ya hari ini (kemarin). Sebab, kami masih punya waktu 2,5 bulan untuk persiapan (menghadapi Australia),” kata menteri BUMN tersebut.
Mantan kapten timnas Ferril Raymond Hattu kaget de-ngan keputusan itu. “Tapi, dibilang tepat, juga iya. Dibilang salah, juga bisa,” kata Ferril kepada Jawa Pos (grup Batam Pos).
Dibilang tepat karena masih ada waktu dua bulan lebih sebelum laga babak kualifikasi Piala Dunia bergulir lagi. Tapi, dibilang tidak tepat karena persiapannya tidak akan sepanjang itu. “Memang jarak pertandingan masih dua bulan. Tapi, persiapan tim paling dua pekan sebelum pertandingan. Bagaimana bisa pelatih baru mempersiapkan tim dengan baik dalam waktu singkat? Apalagi dengan target harus lolos,” beber Ferril.
Rekam Jejak Kluivert
Karier Patje, sapaan akrab Kluivert, sebagai pelatih tidak sebagus saat aktif sebagai pemain di posisi penyerang. Di timnas Belanda, eks penyerang Ajax dan Barcelona itu asisten Louis van Gaal saat finis di posisi ketiga Piala Dunia 2014. Sebagai pelatih kepala, pe-ngalamannya hanya membesut timnas Curacao pada 2015–2016 dan pada 2021 sebagai pelatih interim.
Dalam dua periode tersebut, dia menjalani 15 laga dan memenangi empat laga saja. Itu pun cuma melawan Republik Dominika, Guyana, dan Kepulauan Virgin.
Kali terakhir, mantan direktur akademi FC Barcelona itu dipecat saat menangani klub Super Lig Turki Adana Demirspor sejak musim panas 2023.
Kluivert Sudah Diwawancarai PSSI
Kebersamaan PSSI dengan Shin Tae-yong (STY) resmi berakhir kemarin. Sosok yang akan menjadi suksesor STY sudah terungkap. Yaitu, Patrick Kluivert.
Kluivert adalah eks striker timnas Belanda dan sejumlah klub top Eropa. Dia berkarier sebagai pesepak bola pada era ’90-an hingga 2000-an. Saat masih aktif berkarier sebagai pesepak bola, Kluivert pernah memperkuat Ajax Amsterdam, AC Milan, Barcelona, Newcastle United, Valencia, PSV Eindhoven, dan Lille. Dia juga pernah menjadi bagian dari timnas Belanda sejak 1994 hingga 2004 dengan 79 cap dan 40 gol.
Dalam karier kepelatihan, pria 48 tahun itu harus diakui belum banyak pengalaman. Dia pernah menjadi asisten pelatih timnas Kamerun dan Belanda. Kluivert juga pernah menjadi pelatih interim timnas Curacao.
Meski belum terang-terangan mengonfirmasi Kluivert seba-gai calon pengganti STY, Erick mengakui Kluivert adalah satu di antara tiga nama yang di-interview. “Kemarin saya mendapatkan izin dari Bapak Presiden ke sebuah negara di Eropa untuk melakukan interview dengan para kandidat pada 25–30 Desember. Memang dalam interview pelatih tidak bisa dilakukan lewat video conference. Sebab, tidak dapat chemistry-nya. Saya sengaja melakukan interview pada 25 Desember bukan maksud tidak menghormati hari besar (Natal, red). Tapi, untuk menge-tes komitmen. Memang dari tiga kandidat, yang datang satu orang. Dan, kandidat itu seperti yang disebutkan (Kluivert),” ungkap menteri BUMN tersebut.
Erick menambahkan, pelatih baru timnas Indonesia akan datang pada 11 Januari. Lalu, pada 12 Januari, bakal digelar konferensi pers pengumuman pelatih baru. Pada 12 Januari malam, rencananya akan ada pertemuan dengan para pemain timnas Indonesia yang bermain di tanah air. “Lalu, pada Senin (13/1), kami akan bawa dia tur untuk melihat fasilitas apa saja yang biasa dipakai,’’ tegas Erick.
Terkait durasi kontrak, pelatih baru timnas Indonesia akan diikat dengan waktu 2 tahun plus 2 tahun opsi perpanjangan. Dia juga akan dibantu oleh beberapa asisten baru. Dari total asisten, yang sudah masuk namanya ada dua. “Salah satu asistennya akan fokus ke tim Indonesia U-23. Beberapa lagi mengurus video analyst dan macam-macam,’’ ucap Erick.
Artinya, pelatih tim Indonesia U-23 nanti asing. “Tapi, deal-nya, di komposisi tim senior saya boleh menempatkan dua pelatih Indonesia untuk belajar. Lalu, untuk tim Indonesia U-23, nanti mayoritas pelatihnya dari Indonesia,’’ imbuh Erick.
Apakah keputusan Erick mengganti pelatih timnas Indonesia di tengah jalan tidak akan berujung blunder? Menurut Erick, pihaknya sudah menghitung segala risikonya. Termasuk tidak mengambil keputusan drastis sebelum laga melawan Tiongkok pada 15 Oktober lalu. Dalam laga yang berujung kekalahan 1-2 tersebut, Erick mengungkapkan sudah ada dinamika negatif dalam tubuh timnas.
“Kalau kami hitung-hitung, jika dilakukan (penggantian pelatih) saat itu, jarak ke pertandingan berikutnya cukup singkat. Maka-nya, hari ini (kemarin) yang terbaik,” tegas Erick.
Memang risiko tentu ada. Tapi, lebih baik ambil risiko daripada menyesal kemudian hari. (***)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO